Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudomo, Pangkopkamtib yang "Easy Going"

Kompas.com - 18/04/2012, 15:04 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Semasa hidupnya, mantan Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban atau Pangkopkamtib Laksamana TNI (Purn) Sudomo terkenal sebagai pribadi yang menyenangkan.

Hal ini diungkapkan salah satu anggota keluarga Sudomo bernama Joko saat ditemui di kediaman Sudomo, Jalan Sekolah Kencana IV, TM-19, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (18/4/2012).

"Bapak memang orangnya easy going. Saya banyak belajar dari beliau," kenang Joko. Dia tak sempat bercerita banyak mengenai pribadi mantan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) di zaman Soeharto itu.

Di tengah kesibukan mengurus persiapan untuk pengajian,  Joko sempat mengungkap penyesalannya karena tidak  sempat lagi berbagi cerita dengan Sudomo setelah ia dirawat di RS Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (14/4/2012).

Joko aget Sudomo bisa terkena serangan jantung. Pasalnya, saat melakukan check up kesehatan di Singapura beberapa bulan lalu, kondisi jantung Sudomo dinyatakan sehat, tanpa gangguan. "Saya terakhir kali ketemu Bapak Jumat sore lalu, beliau masih segar. Sabtu  pagi juga masih ngobrol. Terakhir saya bicara dengan Bapak,  kondisinya juga baik," tutur Joko.

Sementara itu, saat ini, menurut pantauan Kompas.com, pihak keluarga tengah mempersiapkan tenda-tenda untuk menerima tamu yang akan melayat. Tampak beberapa tokoh TNI AL dan mantan Menaker Abdul Latief mendatangi rumah duka. Selain itu juga diadakan pengajian sejak pukul 13.00 tadi.

Sejumlah karangan bunga dari rekan Sudomo juga sudah tampak berjubel di halaman depan rumahnya. Sekitar rumah Sudomo saat ini juga dijaga ketat sejumlah petugas polisi dan anggota TNI AL.

Seperti diberitakan, tokoh Orde Baru itu mengembuskan napas terakhir di RS Pondok Indah, Jakarta, pada Rabu (18/4/2012) pagi. Lelaki kelahiran Malang pada  20 September 1926 itu dirawat di rumah sakit akibat serangan stroke, Sabtu (14/4/2012).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

    Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin Jika Menjanjikan

    Nasional
    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

    Nasional
    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Nasional
    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

    Nasional
    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Nasional
    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Nasional
    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Nasional
    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Nasional
    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Nasional
    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com