Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Pemeliharaan Rumah Jabatan Anggota Dewan Terlalu Besar

Kompas.com - 10/04/2012, 11:43 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Alokasi anggaran untuk pemeliharaan Rumah Jabatan Anggota (RJA) dan Wisma Peristirahatan DPR sebesar Rp 101 miliar selama tahun 2012 dinilai terlalu besar. Padahal, banyak RJA itu tidak ditempati oleh anggota dewan.

Uchok Sky Khadafi, Koordinator Investigasi dan Advokasi FITRA mengatakan, alokasi anggaran di tahun 2012 itu lebih besar dibanding tahun 2011 sebesar Rp 50,3 miliar.

Dari Rp 101 miliar, papar Uchok, sebesar Rp 98 miliar di antaranya digunakan untuk pembayaran restribusi listrik, telepon, gas, air, pembagunan, serta registrasi kegiatan di Komplek RJA di daerah Kalibata dan Ulujami. Sebesar Rp 3,1 miliar lainnya untuk pembayaran honor Pamdal.

"Terlalu besarnya alokasi anggaran pemeliharaan itu realitas nyata penjebolan APBN yang disadari oleh anggota dewan. Untuk itu, kami meminta, sudah selayaknya dilakukan penghematan dan realokasikan ke program-program kerakyatan," kata Uchok di Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Sebelumnya, Badan Kehormatan DPR dan pimpinan DPR menilai memang sebaiknya RJA itu dikembalikan ke negara lantaran banyak yang tidak digunakan. Anggota dewan ingin diberikan saja dana untuk memilih tempat tinggal sendiri.

"Kami berpikiran rumah jabatan dikembalikan ke eksekutif saja, jika dianggap pemborosan dan dikasih tanggung jawab untuk sewa rumah atau apartemen. Itu lebih murah dari pada lima tahun jor-joran biaya dan anggaran untuk pemeliharaan," kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com