JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan, dana bantuan langsung sementara masyarakat atau BLSM sebesar Rp 17 triliun kini diendapkan. Pengendapan ini dilakukan menyusul batalnya rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Iya (dana di-standby-kan). Kita belum tahu karena apakah perkembangan minyak dunia akan seperti itu naiknya," kata Agung kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/4/2012).
Agung mengatakan, pemerintah tak bisa seenaknya mengalihkan penggunaan dana BLSM ke pos lainnya, seperti infrastruktur. Pengalihan penggunaan dana tersebut harus disetujui DPR RI.
Badan Anggaran DPR dan pemerintah sedianya menyetujui rincian paket kompensasi kenaikan BBM bersubsidi. Angka ini terdiri dari BLSM sebesar Rp 17,08 triliun, bantuan pembangunan infrastruktur pedesaan senilai Rp 7,88 triliun, dan tambahan anggaran program Keluarga Harapan sebanyak Rp 591,5 miliar.
BLSM akan disalurkan kepada 18,5 juta kepala rumah tangga. Setiap kepala keluarga akan memeroleh dana BLSM sebesar Rp 150.000 per bulan selama 6 bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.