Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Kembali Periksa Pimpinan Banggar DPR

Kompas.com - 05/04/2012, 11:01 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menjadwalkan pemeriksaan terhadap pimpinan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat sebagai saksi terkait kasus dugaan suap pengalokasian dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID).

Kamis (5/4/2012) ini, giliran Ketua Banggar DPR Melchias Markus Mekeng (Fraksi Partai Golkar) dan Wakil Ketua Banggar Mirwan Amir (Fraksi Partai Demokrat) yang dijadwalkan menjalani pemeriksaan. "Mereka diperiksa sebagai saksi untuk tersangka WON (Wa Ode Nurhayati)," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, melalui pesan singkat, Kamis.

Mekeng dan Mirwan memenuhi panggilan KPK hari ini. Mereka tiba di gedung KPK, Jakarta, secara bersamaan sekitar pukul 09.30. Keduanya turun dari mobil yang sama kemudian meluncur ke dalam gedung tanpa berkomentar kepada awak media.Terlihat, Mirwan mengenakan kemeja batik hijau lengan pendek, sementara Mekeng memakai safari biru.

Dalam kasus dugaan suap PPID, KPK menetapkan mantan anggota Banggar DPR asal Fraksi Partai Amanat Nasional, Wa Ode Nurhayati, sebagai tersangka kasus ini. Wa Ode diduga menerima suap senilai Rp 6 miliar dari pengusaha Fahd A Rafiq yang diberikan melalui politisi Partai Golkar, Haris Surahman. Fahd juga ditetapkan sebagai tersangka. Diduga, pemberian suap itu terkait pengalokasian dana PPID untuk tiga kabupaten di Aceh.

Belakangan, Wa Ode mengungkap adanya keterlibatan pimpinan Banggar dalam kasus ini. Wa Ode mengaku telah menyerahkan bukti-bukti keterlibatan pimpinan Banggar itu. Terkait Mekeng, Wa Ode pernah menuding politikus Golkar tersebut turut berperan dalam kasusnya. Menurut Wa Ode, kasus dugaan suap PPID yang menjeratnya saat ini merupakan rekayasa politisi-politisi Partai Golkar.

Terkait penyidikan kasus ini, Juru Bicara KPK, Johan Budi sebelumnya mengatakan, KPK mengembangkan kasus dugaan suap PPID yang menjerat Wa Ode tersebut. Namun, ke mana arah pengembangannya, Johan belum dapat mengungkapkan.

Selain melakukan penggeledahan ruang Sekretariat Banggar beberapa waktu lalu, KPK memeriksa pihak lain yang dianggap terkait. Pada 21 Maret 2012 lalu, KPK memeriksa pimpinan Banggar lainnya yakni Tamsil Linrung (Fraksi PKS) dan Olly Dondokambey (Fraksi PDI-Perjuangan).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

    Nasional
    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

    Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

    Nasional
    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

    Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

    Nasional
    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com