Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Berkali-kali Berseberangan dengan Koalisi

Kompas.com - 02/04/2012, 22:57 WIB
Ilham Khoiri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Amanat Nasional (PAN), Bima Arya Sugiarto, mengungkapkan, Partai Keadilan Sejahtera sudah berkali-kali mengambil pilihan yang berlawanan dengan kesepakatan di Sekretariat Gabungan koalisi pendukung pemerintah. Namun, berkali-kali itu pula tak ada sanksi jelas dari koalisi.

"Sepatutnya perbedaan sikap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kali ini ditangani khusus. Ini sudah mengganggu persatuan koalisi yang tetap dibutuhkan selama dua tahun perjalanan menuju Pemilu 2014," katanya di Jakarta, Senin (2/4/2012).

Sebagaimana diberitakan, kalangan internal Partai Demokrat mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengevaluasi keberadaan PKS dalam koalisi. Partai itu dianggap menyalahi kontrak koalisi setelah menyempal dari kebijakan pemerintah dalam sidang sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pekan lalu.

Menurut Bima Arya Sugiarto, perdebatan terbuka di dalam koalisi itu merupakan hal wajar. Namun, ketika sudah menjadi keputusan, semestinya setiap anggota koalisi didukung secara bulat. Partai-partai itu jangan hanya mengambil manisnya, tetapi tak mau pahitnya. Dukungan terhadap keputusan koalisi itu penting untuk menjaga kesolidan pemerintahan.

"Bola sepenuhnya sekarang ada di Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pimpinan tertinggi koalisi. Semoga kali ini penanganannya akan berbeda," katanya.

Jika kali ini PKS tidak ditangani berbeda, lanjut Bima Arya Sugiarto, Setgab menjadi tidak berfungsi lagi. "Buat apa kita bangun aturan main dalam koalisi, lalu ada pengingkaran? Kalau begitu, kita bebaskan saja semua partai ambil keputusan sendiri-sendiri," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bela Nurul Ghufron, Alex Marwata Yakin Tak Ada Pelanggaran Etik

    Bela Nurul Ghufron, Alex Marwata Yakin Tak Ada Pelanggaran Etik

    Nasional
    Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

    Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

    Nasional
    Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

    Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

    Nasional
    Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

    Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

    Nasional
    Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

    Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

    Nasional
    Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

    Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

    Nasional
    Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

    Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

    Nasional
    Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

    Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

    Nasional
    Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

    Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

    Nasional
    Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

    Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

    Nasional
    Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

    Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

    Nasional
    Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

    Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

    Nasional
    Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

    Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

    Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

    Nasional
    Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

    Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com