Apabila tadinya pada Minggu kemarin harga BBM naik, tarif sistem angkutan bus cepat (bus
Ke-14 kota yang memiliki BRT adalah DKI Jakarta, Tangerang di Banten, Solo dan Semarang di Jawa Tengah, Bandar Lampung, Palembang di Sumatera Selatan, Yogyakarta, serta Bandung dan Bogor di Jawa Barat. Selain itu, ada juga di Pekanbaru di Riau, Gorontalo, Batam di Kepulauan Riau, Manado di Sulawesi Utara, dan Ambon di Maluku.
Sebelumnya, Direktur Bina Sarana Transportasi Perkotaan Kementerian Perhubungan Elly Sinaga mengatakan, keberadaan BRT sangat ideal untuk mendukung konversi bahan bakar minyak menjadi gas. Terlebih harga per liter gas hanya Rp 2.950.
”Akan tetapi, idealnya memang pembelian mesin yang langsung dapat digunakan untuk bahan bakar gas,” katanya.
Secara teknis, ujar Elly, konverter lebih tepat digunakan bagi mesin pengonsumsi premium ketimbang solar. Ahli transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, pun menagih janji pemerintah untuk secepatnya mengonversi BBM ke bahan bakar gas.
”Jangan hanya membangun SPBG (stasiun pengisian bahan bakar gas), tetapi juga berilah insentif pengusaha transportasi agar mampu berinvestasi membeli kendaraan umum yang lebih efisien,” kata Djoko.
Menurut Djoko, kendaraan yang efisien bukan saja lebih baik bagi pengusaha, melainkan juga dapat mendorong masyarakat beralih naik kendaraan umum ketimbang kendaraan pribadi. Lebih penting lagi, berkontribusi bagi negara dalam hal penghematan subsidi BBM.
Tahun 2011, dari kuota 41,78 juta kiloliter, sebanyak 97,33 persennya digunakan untuk transportasi darat.