Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Mengaku Dapat "Bocoran" dari Oknum KPK

Kompas.com - 28/03/2012, 14:40 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, menyangkal menerima suap berupa cek terkait proyek wisma atlet Kementerian Pemuda dan Olahraga. Menurut Nazaruddin, sebelum kasus wisma atlet meledak, dirinya telah mendapat bocoran dari orang dalam KPK kalau Kemenpora tengah dibidik.

"Apa saya bodoh banget mau terima uang dari Kemenpora yang lagi dipantau KPK?" kata Nazaruddin saat diperiksa sebagai terdakwa dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (28/3/2012). Kasus dugaan suap wisma atlet ini berawal dari tertangkapnya Mindo Rosalina Manulang (Direktur Pemasaran PT Anak Negeri) bersama Mohamad El Idris (Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah), serta mantan Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam pada April 2011 lalu.

Nazaruddin mengatakan, sekitar awal Desember 2010, temannya yang adalah pejabat di KPK itu memberitahukan bahwa nama Nazaruddin dibawa-bawa seorang pengusaha yang terlibat kasus di KPK. Pengusaha yang dimaksud Nazar tersebut adalah Mindo Rosalina Manulang. "Saya ada teman di KPK, teman itu memberitahukan ke saya, 2010 Desember awal. Saya diberitahu teman saya, ada satu departemen lagi dipantau KPK. Dalam pemantauan itu ada nama Pak Nazar dibawa-bawa oleh seorang pengusaha," ujarnya.

Tidak terima atas tuduhan Rosa itu, Nazaruddin pun menegur Rosa. "Saya tanya, 'Ros, benar enggak kamu bawa nama saya terkait proyekmu?'," tanya Nazaruddin kepada Rosa. Saat itu, menurut Nazaruddin, Rosa bukan hanya membawa-bawa namanya, melainkan juga nama anggota DPR, Angelina Sondakh.

"Saya bilang, 'Kamu jangan bawa-bawa nama saya, karena saya jadi anggota DPR bukan buat nyari uang'," kata Nazaruddin menirukan perkataannya kepada Rosa saat itu.

Dalam persidangan ini, Nazaruddin tidak mengakui Rosa sebagai anak buahnya. Menurut Nazaruddin, sejak Rosa masuk di PT Anak Negeri, dirinya sudah tidak menjadi komisaris di PT Anugerah Nusantara. Nazaruddin mengaku telah melepaskan atribut "pengusaha"-nya saat dilantik sebagai anggota DPR pada 2009.

Nazaruddin juga membantah terlibat proyek wisma atlet SEA Games 2011. Dia mengaku baru tahu soal proyek itu setelah mendengar berita Rosa tertangkap di media massa.

Selama ini Nazaruddin kerap menuding institusi KPK merekayasa kasus itu agar Nazaruddin terjerat. Dalam kasus ini, Nazaruddin didakwa menerima uang Rp 4,6 miliar terkait pemenangan PT Duta Graha Indah sebagai pelaksana proyek wisma atlet SEA Games. Nazaruddin diduga memerintahkan Rosa untuk mengawal pemenangan PT DGI. Grup Permai, perusahaan Nazaruddin, menggiring proyek tersebut supaya anggarannya gol di DPR. Dari jasanya menggiring proyek, Grup Permai mendapatkan commitment fee.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Nasional
Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Nasional
Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Nasional
Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Nasional
PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

Nasional
Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Nasional
PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

Nasional
PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

Nasional
Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Nasional
Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Nasional
Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Nasional
Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Nasional
Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com