Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Priyo Sarankan Penahanan Mahasiswa Perusak Foto Ditangguhkan

Kompas.com - 20/03/2012, 00:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Priyo Budi Santoso menyarankan agar pihak Polda Metro Jaya menangguhkan penahanan enam mahasiswa yang disangka merusak foto Presiden Susilo Bambang Yuhdoyono. Menurut Priyo, Kepolisian harus mempertimbangkan dampak dari penahanan itu.

"Saya khawatir akan terjadi akumulasi kekecewaan yang tidak perlu di saat kita semua sedang dalam ujian gelombang protes atas rencana kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak). Saya sarankan Polda Metro Jaya persuasif," kata Priyo di Komplek DPR, Jakarta, Senin (19/3/2012).

Hal itu dikatakan Priyo seusai ditemui Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa dari berbagai universitas di Jawa Barat, orangtua dari mahasiswa yang ditahan, para pengurus kampus, dan pengacara. Kepada Priyo, mereka menjelaskan kronologi hingga foto Yudhoyono berukuran 1 X 1,5 meter yang terpasang di loby Gedung Nusantara III DPR rusak.

Keenam mahasiswa yang ditahan itu yakni Galih, Yofta, Novianto, Maulana, Yudi, dan Ahyar Rasyid Yudhistira. Mereka berasal dari Universitas Pasundan, Sekolah Tinggi Telekomunikasi dan STIE Budi Pertiwi Karawang. Pihak rektorat telah mengajukan penangguhan penahanan.

Januriadi Presiden Mahasiswa Universitas Pasundan yang juga menjadi koordinator aksi saat itu menjelaskan, tak ada agenda pengrusakan foto Yudhoyono sejak rombongan berangkat dari kampusnya. Mereka yang tergabung dalam BEM se-Jabar itu hanya ingin menyuarakan tiga tuntutan kepada pimpinan DPR yang diterima Wakil Ketua DPR Pramono Anung.

Tiga tuntutan yang dinamai Trituma itu ialah turunkan harga dan tolak kenaikan harga bahan bakar minyak, TDL (tarif dasar listrik), dan sembako (sembilan bahan pokok), tangkap dan sita harta koruptor untuk subsidi rakyat, serta turunkan SBY-Boediono. Pramono tak menyetujui tuntutan ketiga.

Dikatakan Januriadi, pihaknya kecewa atas sikap Pramono itu. Kekecewaan itu lalu dilampiaskan dengan menurunkan foto SBY sebagai bentuk simbolik penolakan.

"Niatan kami akan menaikkan lagi. Ternyata, berat foto itu sekitar 15 kilogram. Teman-teman tidak stabil (lalu jatuh). Saya tidak lihat teman-teman sengaja merusak foto tersebut," ucap dia.

"Saat ini kami merasa diperlakukan tidak benar. Secara opini kami tidak mau dikatakan melakukan tindakan tidak terhormat kepada negara. Tidak ada niatan kami mengabaikan simbol negara," tambahnya.

Setelah mendengar penjelasan, Priyo yang awalnya mengkritik tindakan mahasiswa itu berubah sikap. Priyo meyakini tidak ada kesengajaan dari para mahasiswa untuk merusak foto kepala negara. Adapun aksi protes dari mahasiswa mengenai kebijakan pemerintah, menurut Priyo, merupakan hal biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com