JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi akan mengirimkan dokter ke Surabaya, Jawa Timur, untuk mengecek kesehatan Ali Mudhori yang dikabarkan sakit. Ali Mudhori, Senin (27/2/2012), kembali tidak hadir dalam persidangan kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Transmigrasi dengan alasan sakit.
"Kita akan bawa dokter, akan kita cek kesehatan yang bersangkutan," kata M Rum, jaksa penuntut umum yang menangani perkara PPID dengan terdakwa Dadong Irbarelawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin.
Pagi tadi, Ali Mudhori menyampaikan surat sakit ke jaksa KPK melalui istrinya, Siti Masyitoh (anggota DPR PKB). Jaksa Riyono mengatakan, surat tersebut menjelaskan kalau Ali terbaring di Rumah Sakit Premier, Surabaya, Jawa Timur. Disertakan pula, foto yang menunjukkan Ali terbaring lemah dengan selang infus di tubuhnya.
Sedianya, Ali akan diperiksa sebagai saksi untuk Dadong hari ini. Sudah tiga kali dia mangkir dari panggilan persidangan. Sumber di Pengadilan Tipikor mengatakan, jaksa KPK pernah mendatangi Ali di kediamannya, di Lumajang, Jawa Timur. Namun, pengurus Dewan Pimpinan Cabang PKB Lumajang itu tidak berada di kediamannya. Setelah mengerahkan bantuan intel Polres Lumajang, jaksa KPK berhasil menemukan Ali di tengah hutan.
Keterangan Ali Mudhori ini dianggap penting untuk mengungkap keterlibatan Menakertrans Muhaimin Iskandar dalam kasus suap PPID ini.
"Sebenarnya, kesaksian Ali Mudhori penting untuk membuktikan keterlibatan Muhaimin. Apa benar namanya dicatut atau tidak," kata jaksa KPK, Jaya Sitompul, beberapa waktu lalu.
Nama Ali Mudhori, Fauzi (mantan anggota tim asistensi Menakertrans), Sindu Malik (mantan pegawai Kementerian Keuangan, pengusaha Iskandar Pasojo (Acos), dan Dhani Nawawi, turut disebut terlibat kasus suap PPID ini. Keempat orang itu disebut berperan dalam mengatur pemberian commitment fee dari pengusaha Dharnawati ke Kemennakertrans. Rekaman pembicaraan antara Fauzi dan Ali yang diputar di Pengadilan Tipikor beberapa waktu lalu menyebut istilah "Pak Ketum". Menurut Fauzi, "Pak Ketum" adalah kode untuk Muhaimin. Namun, Fauzi mengatakan kalau nama Muhaimin itu hanya dicatutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.