Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bambang: Kesaksian Rosa Lebih Dipercaya

Kompas.com - 23/02/2012, 18:49 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kesaksian Mindo Rosalina Manulang, anak buah Muhammad Nazaruddin, menjadi pegangan bagi jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi dalam menyusun tuntutan atas perkara dugaan suap wisma atlet SEA Games yang menjerat Muhammad Nazaruddin.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menilai, kesaksian Rosa lah yang paling dapat dipercaya ketimbang keterangan saksi lainnya. "Kami percaya kepada saksi Rosa. Seperti sudah dikemukakan dan dikatakan penuntut umum, itu jadi dasar merumuskan surat tuntutan," kata Bambang, di Jakarta, Kamis (23/2/2012).

Sejumlah saksi kunci telah dihadirkan dalam persidangan Nazaruddin. Mereka di antaranya anggota Dewan Perwakilan Rakyat Angelina Sondakh, Ketua Komisi X DPR Mahyuddin, serta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.

Jika diperhatikan, kata Bambang, kesaksian ketiganya berbeda-beda. Keterangan mereka juga ada yang bertolak belakang dengan kesaksian Rosa. "Analisisnya menarik. Coba teman-teman perhatikan jawaban dari Angie, Mahyuddin, Andi, jawaban-jawaban itu berbeda-beda satu dan lainnya. Kalau berbeda-beda, akan ada pertanyaan, siapa yang bicara benar soal itu," ucap Bambang.

Misalnya, keterangan Angelina soal percakapan BlackBerry Messenger antara dirinya dengan Rosa. Berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Angelina mengaku tidak pernah berkomunikasi melalui BBM dengan Rosa. Dia mengaku tidak menggunakan BlackBerry hingga akhir 2010.

Sementara Rosa, mengakui percakapan BBM-nya dengan Angelina yang termuat dalam berita acara pemeriksaan. Percakapan BBM ini memunculkan istilah "apel malang", "apel washington", "semangka", dan "pelumas" yang menurut Rosa merupakan kode untuk permintaan uang. Muncul juga istilah "ketua besar", "big boss", dan "pak ketua".

Menurut Rosa, "ketua besar" adalah kode untuk Anas Urbaningrum atau Mirwan Amir, kemudian "big boss" merupakan kode bagi Nazaruddin atau Mirwan Amir, dan "pak ketua" adalah kode untuk Mahyuddin. Istilah-istilah ini, dibantah Angelina dalam persidangan.

Sementara Andi mengaku tidak menerima uang Rp 500 juta dari Permai Group (perusahaan milik Nazaruddin) seperti yang diungkapkan Rosa. Bukan hanya dengan Rosa, keterangan Andi dan Angelina juga berbeda dengan Mahyuddin. Ketiga orang itu ikut dalam pertemuan di kantor Andi sekitar Januari 2010 lalu.

Mahyuddin mengatakan, kalau pertemuan itu sempat menyinggung sertifikat tanah Hambalang. Andi enggan mengakuinya secara tegas, sementara Angelina mengatakan tidak ada pembahasan terkait proyek Kemenpora dalam pertemuan tersebut. "Yang satu mengatakan tidak ada pertemuan, yang satu bilang ada pertemuan, tapi tidak bahas wisma atlet, yang satu bilang ada pertemuan dan bahas wisma atlet," ujar Bambang.

Saat ditanya kapan KPK akan menyeret nama-nama yang disebut Rosa terlibat kasus itu, Bambang mengatakan kalau hal tersebut masih dalam penyelidikan KPK. "Semua prosesnya dalam tahap lidik. Proses persiapan dalam tahap lidik akan dibagi hingga efisien," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com