Kediri, Kompas -
Hubungan PPP dengan Nahdlatul Ulama (NU) sudah berlangsung selama 39 tahun ketika PPP terbentuk melalui fusi empat unsur, yakni NU, MI, SI, dan Perti. Hingga sekarang, empat unsur tersebut tetap menjadi elemen penting PPP.
”Selama 39 tahun, elemen dari empat unsur pendiri tersebut masih menjadi tulang punggung PPP. Munculnya parpol baru tidak menggoyahkan semangat tokoh sentral PPP, terutama dari kalangan NU. Mereka tetap berjuang di PPP meskipun banyak godaan untuk pindah partai. Militansi kader seperti ini patut diapresiasi,” kata Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali di Pondok Pesantren Lirboyo, Senin (20/2).
Suryadharma mengungkapkan, hubungan NU dan PPP hingga sekarang sangat bagus. Banyak kader PPP yang lahir dan dibesarkan di lingkungan NU. Begitu pula sebaliknya, banyak kader NU yang menempati posisi strategis di PPP.
Sekretaris Jenderal DPP PPP Muhammad Romahurmuziy menambahkan, Pondok Pesantren Lirboyo merupakan salah satu basis utama NU. ”Mukernas PPP ini bukan sekadar seremonial dan agenda rutin. Lebih dari itu, sebagai bukti bahwa hubungan emosional dan kultural antara PPP dan NU tetap berjalan baik hingga saat ini,” ujar Ketua Komisi IV DPR ini.
Ketua DPP PPP Bidang Komunikasi dan Hubungan Media M Arwani Thomafi mengatakan, pelaksanaan Mukernas I PPP di Lirboyo atas restu Ketua Umum Pengurus Besar (PB) NU KH Said Aqil Siroj.
”Beberapa waktu lalu, pengurus DPP PPP silaturahim ke PBNU untuk membicarakan masalah ini. Kunjungan kami waktu itu sekaligus minta restu untuk menggelar Mukernas dan respons KH Said Aqil Siroj cukup positif,” kata Arwani Thomafi.
Dalam silaturahim dengan PBNU tersebut, PPP juga meminta tausiah PBNU ”Wejangan dari PBNU sangat penting karena belakangan ini situasi politik di Tanah Air semakin tidak kondusif. Kepercayaan publik terhadap parpol merosot akibat banyak elite parpol yang tersandung kasus korupsi,” ujar anggota Komisi V DPR ini.