Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Telusuri Peran Anas Urbaningrum

Kompas.com - 31/01/2012, 14:51 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi menelusuri keterlibatan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games 2011. Demikian diungkapkan Wakil Ketua KPK Zulkarnain, saat dihubungi wartawan, Selasa (31/1/2012). ”Itulah sebenarnya yang kami cari,” kata Zulkarnain.

KPK, katanya, akan mendalami keterangan para saksi yang terungkap dalam persidangan kasus wisma atlet. ”Kami dalami semua keterangan di persidangan,” tambah Zulkarnain.

Sejumlah saksi di persidangan mengungkap adanya aliran uang Permai Grup, perusahaan milik Muhammad Nazaruddin, ke Anas Urbaningrum. Mantan Wakil Direktur Permai Grup Yulianis mengatakan, uang ke Anas tersebut dicatatnya dalam laporan keuangan Permai Grup tahun 2010. Uang senilai Rp 150 juta dialirkan ke Anas saat Kongres Partai Demokrat di Bandung, 2010 lalu.

Selain itu, terdapat aliran dana ke Andi Mallarangeng. Yulianis juga membenarkan adanya gelontoran uang Rp 30 miliar dan 5 juta dollar AS ke kongres Partai Demokrat tahun lalu. Dalam kongres ini, Anas terpilih sebagai ketua umum partai.

Dalam kasus ini, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin menjadi terdakwa. Nazaruddin yang dulunya dikenal dekat dengan Anas itu mengungkapkan, Permai Grup merupakan perusahaan milik Anas.

Namun pernyataan Nazaruddin itu terbantahkan dengan kesaksian Yulianis di persidangan yang menyebutkan bahwa pemilik Permai Grup adalah Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni (istri Nazaruddin), dan dua orang saudara Nazar, yakni Mujahidin Nur Hasyim dan Nasir.

Terkait kasus wisma atlet, KPK melakukan pengembangan. KPK mulai menyelidiki indikasi adanya tindak pidana korupsi terkait pengadaan proyek wisma atlet SEA Games 2011. Proses pengadaan proyek senilai Rp 191 miliar ini setidaknya melibatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga, DPR, dan pemerintah daerah. Berdasarkan keterangan saksi di sidang Nazaruddin, ada aliran dana miliaran rupiah ke sejumlah anggota DPR terkait pengadaan proyek ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
     PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

    Nasional
    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

    LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com