Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Kardus Uang Nazaruddin Berhasil Diselamatkan

Kompas.com - 25/01/2012, 20:26 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak Rp 7 miliar dan 300.000 dollar Amerika Serikat milik Grup Permai, perusahaan Muhammad Nazaruddin, tidak disita Komisi Pemberantasan Korupsi saat penggerebekan 21 April 2011 lalu. Uang yang semula disimpan dalam brankas-brankas tersebut diamankan dalam empat kardus rokok oleh Yulianis, Wakil Direktur Keuangan Permai Grup bersama dua pegawai Grup Permai lainnya.

Yulianis menuturkan hal tersebut saat diperiksa sebagai saksi bagi Nazaruddin, terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (25/1/2012). Menurut Yulianis, ketika mengetahui Mindo Rosalina Manulang tertangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Nazaruddin langsung menghubungi dirinya. Melalui telepon, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu memerintahkan Yulianis membereskan brankas, barang-barang di ruangan Mindo dan ruangan Franky (pegawai Permai Grup) di kantor Permai Grup, di Tower Permai, Mampang, Jakarta Selatan.

"Saya naik ke lantai empat untuk bereskan ruangan Bu Rosa," kata Yulianis. Di ruangan tersebut, Yulianis menemukan kartu identitas palsu Mindo dengan nama Amelia yang kemudian dimasukkannya ke dalam sebuah kotak. "Kotak itu saya berikan ke OB (Office Boy)," tambahnya.

Setelah membereskan ruangan Rosa dan Frengky, kemudian Yulianis, Oktarina Furi, dan Neni membereskan brankas-brankas yang ada di ruangan Neneng Sri Wahyuni dan di ruangannya. Isi brankas-brankas itu dikeluarkan lalu dimasukkan ke empat kardus rokok. "Memasukkan semua isi brankas ke kardus Gudang Garam, ada 4 kardus, Rp 7 miliar, 300.000 dollar AS, ditambah sertifikat tanah Bekasi, beberapa sertifikat yang saya tidak tahu, STNK mobil kantor, deposito-deposito," ungkap Yulianis.

Namun, saat Yulianis dan dua rekannya itu tengah membenahinya, penyidik KPK menggerebek kantor Grup Permai yang berlokasi di Tower Permai, Mampang, Jakarta Selatan tersebut. "KPK datang ke kantor dengan membawa Rosa. Saya bohong dengan KPK, saya bilang, saya hanya staf keuangan IKPP, karena ada pabrik IKPP di Pekanbaru, pabrik VCO, itu baru dibeli," tutur Yulianis.

Malam itu, KPK mencokok Mindo bersama dengan Mohamad El Idris dan Wafid Muharam. Kemudian, tutur Yulianis, saat penyidik KPK naik ke ruangan Rosa di lantai empat, petugas keamanan PT Permai Grup langsung mematikan lampu. Kesempatan itu dimanfaatkan Yulianis, Furi, dan Neni untuk memindahkan kardus-kardus berisi uang tersebut ke ruangan Neni. Yulianis dan dua pegawai Grup Permai lainnya itu kemudian mengunci diri di ruangan Neni bersama empat kardus uang tersebut.

"Di situ (di ruangan Neni) di kunci. Kami bertiga kaya orang gila, ketakutan di kegelapan sampai jam 2 pagi," tutur Yulianis. Ketiga wanita itu mengunci diri sampai Abert Panggabean menerobos kantor Permai Grup yang dijaga penyidik KPK. Tak lama kemudian, menyusul saudara Nazaruddin yang bernama Mujahidin Nur Hasyim.

"Datanglah Albert Panggabean, berantam dengan penyidik, naik ke pagar, pagarnya digembok semua, Pak Albert bertemu penyidik, argumen, naik ke lantai tiga, via tangga, dibukakan OB kuncinya," ucap Yulianis.

Albert kemudian mengajak Yulianis dan dua rekannya itu untuk turun. Saat itu, kata Yulianis, Neni menyerahkan kunci ruangan Neni kepada Hasyim. Adik Nazaruddin itu juga membawa cek-cek perusahaan dalam sebuah koper. Namun, koper itu kemudian disita KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com