Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Nazaruddin Bilang Menang, Pasti Menang

Kompas.com - 16/01/2012, 15:12 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet, Muhammad Nazaruddin, dianggap sebagai orang kuat yang mampu memenangkan suatu perusahaan untuk mengerjakan proyek-proyek di kementerian. Mantan anak buah Nazaruddin, Mindo Rosalina Manulang, mengungkapkan, lima kali sudah Nazaruddin berhasil melobi kementerian hingga DPR untuk memenangkan perusahaan tertentu. Dari jasanya itu, Nazaruddin menerima fee mulai dari 5 persen hingga 13 persen dari nilai proyek.

"Kalau Pak Nazar bilang menang, harus menang," kata Rosa saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (16/1/2012). Rosa yang juga terpidana kasus suap wisma atlet itu menjadi saksi bagi Nazaruddin, terdakwa kasus itu.

Lebih jauh Rosa memaparkan, lima proyek selain wisma atlet yang diurus Nazaruddin adalah proyek pembangunan rumah sakit pendidikan di Universitas Udayana, pembangunan rumah sakit pendidikan di Mataram, gedung diklat perhubungan, badan diklat Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang, dan pembangunan Rumah Sakit Adam Malik. Dua dari lima proyek itu dikerjakan PT Duta Graha Indah (PT DGI).

"Rumah sakit pendidikan Mataram, Duta Graha, fee-nya standar, 13 persen. Rumah sakit pendidikan Universitas Udayana, PT DGI, fee sama juga, 13 persen. Perhubungan, diklat, karena itu sekolah, fee 5 persen. PIP Semarang, badan diklat, 5 persen. Rumah Sakit Adam Malik 5 persen juga," ungkap Rosa.

Kemudian, fee yang diperoleh Nazaruddin dari proyek-proyek itu, menurut Rosa, masuk dalam kas perusahaan Grup Permai. Perusahaan itu, kata Rosa, milik Nazaruddin dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

Terkait proyek wisma atlet, Rosa mengatakan bahwa Nazaruddin berperan dalam melobi pihak "atas", seperti Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, Ketua Komisi X DPR Mahyudin, dan anggota Badan Anggaran DPR, Angelina Sondakh.

"Pak Nazar tidak pernah terjun ke teknis, cuma tahu yang di atas-atas saja," katanya. Nazaruddin, lanjutnya, juga pernah akan menemui Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin terkait proyek wisma atlet ini. Namun, pertemuan keduanya batal dilakukan.

Dalam kasus dugaan suap wisma atlet ini, Nazaruddin didakwa menerima pemberian berupa cek senilai Rp 4,6 miliar dari Mindo Rosalina Manulang dan Mohamad El Idris untuk memenangkan PT DGI sebagai pelaksana proyek wisma atlet. Rosa divonis 2,5 tahun, sementara Idris dihukum 2 tahun dalam kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com