Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barcelona, Kota yang Tak Pernah Tidur!

Kompas.com - 11/01/2012, 05:29 WIB

Lalu pengagum Picasso. Di kota Catalunya inilah terdapat museum pelukis terkemuka kelahiran Malaga Spanyol, lengkap dari mulai goresan masa mudanya hingga karya yang menjadi ciri khasnya, aliran kubisme.

Lalu kemana bisa memilih jika berlibur bersama keluarga? Tergantung juga pada selera. Misalnya kami, merasa cukup hanya sekali mengunjungi Sagrada Familia. Karena antreannya yang panjang dan memakan waktu bisa setengah harian. Namun mengunjungi Barcelona belumlah sah tanpa  mendatangi gereja indah, megah dengan arsitektur memukau karya Gaudi ini.

Maka bagi yang pertama kali berkesempatan tandang ke kota tempat minuman sangria (anggur merah dicampur dengan buah dan rempah) berpesta, Sagrada Familia wajib ditapaki. Apalagi, situs ini merupakan tempat  terbanyak didatangi turis mancanegara di Spanyol, saking megahnya gereja ini dirancang oleh arsitek Gaudi,  pembangunanya sejak tahun 1882 masih saja dikerjakan hingga saat ini. Padahal saat pria  Spanyol itu dipercaya untuk mengubah rancangan gereja yang tadinya dipegang oleh Villar, usianya saat itu baru tiga puluh satu tahun. Namun otaknya yang penuh dengan imajinasi ternyata membawa kebesaran kota Barcelona.

Kunjungan kedua yang bisa dilakukan bersama anak-anak adalah menikmati taman Guell, dinamakan Parque Güell. Di sini bangunan yang dibangun selama empat belas tahun, berbentuk dongeng dalam buku cerita bisa membuat mata si kecil berbinar. Menyusuri taman, melihat lorong dengan dekor aneh, mozaik meliuk bagaikan ular tempat orang duduk bersantai. Tentu saja, taman ini juga merupakan hasil karya Gaudi. Güell adalah nama keluarga, dimana, penyandang nama ini terkenal sebagai orang kaya dan terpandang, dengan hasrat tak terbatas dalam menciptakan sesuatu. Karena itulah, Güell yang selalu menyukai seni moderen dan unik, bertemu jodoh dengan ide dari Gaudi. Jadilah, di Barcelona ini begitu banyak hasil karya design Gaudi atas permintaan Güell. Masuk ke taman yang berada di bukit kecil ini gratis. Kami menggunakan metro, tapi masih harus berjalan lumayan, sekitar sepuluh menit dan menanjak.

Usai berpuas di taman, anak sulung kami ribut ingin membeli cenderamata dengan uang sakunya. Masalahnya, taman ini memiliki ciri khas mozaik dengan bentuk binatang reptil. Namun menurut keterangan yang saya dapat, jenis reptil ini merupakan imajinasi dari Gaudi. Sebuah mozaik miniatur berbentuk bagaikan kadal dibeli anak saya, Adam. Lumayan mahal harganya, tapi dirinya tak keberatan uang jajannya ditukar dengan suvenir itu.

Melihat Sagrada Familia dan taman Güell sudah memakan waktu seharian. Padahal kami tak sampai naik ke gereja tersebut, karena tahun 2004 saya, Kang Dadang dan Adam sudah pernah berkunjung dan naik hingga menara. Kali ini, Bazile yang masih tiga tahun, belum terlalu antusias mengantre selama satu jam dalam udara dingin, untuk menuju menara gereja. Dua tempat memang rasanya sedikit, tapi ada satu tempat ke tempat satunya, kami gunakan kaki sebagai alat transportasi. Belum, bila ada yang menarik, anak-anak minta berhenti. Dan siang terhenti selama hampir dua jam untuk mengisi perut. Saran saya, bila berada di Barcelone, wajib mencicipi tapas!

Tapas di Spanyol bukan hanya enak, tapi nikmat. Di Perancis juga ada, tapi beda sekali! Tempat langganan kami adalah Taller de Tapas di jalan Argenteria. Dari segi kualitas masakan dan harga, klop lah istilah. Bila suatu saat pembaca berkesempatan menikmati tapas di restoran ini, jangan lupa memesan cumi kecil digoreng dengan tepung, hemmmmm... renyah dan gurihnya, nikmat tiada tara. Dalam bahasa Spanyol si cumi-cumi kecil ini adalah, chipirones.

Dalam perjalanan pulang, kami sengaja melewati jalanan kota tua. Saat itu suasana Natal masih terasa dan tahun baru akan tiba. Jadi gemerlap lampu kota begitu semarak dan bercorak menghias jalanan. Sebelum kembali ke penginapan, kami menyusuri kembali Ramblas hingga pelabuhan. Tradisi ini bagaikan menempel pada kami, mengakhiri hari dengan menyusuri Ramblas. Melihat para penghibur jalanan, yang melepaskan kostum mereka, meninggalkan tempat untuk esok kembali mencoba keberuntungan di tempat yang sama. Kami pun segera kembali, rendang sapi dan mie telur terpilih menjadi menu makan malam hari itu. Tentu saja, saya sebagai juru masaknya malam itu.

Hari kedua di Barcelona, rencana kami adalah, mengunjungi Palau Güell, yang berada tak jauh dari tempat kami menginap dan berjarak seratus meter dari Ramblas. Ya! Sekali lagi mengunjungi peninggalan si arsitektur dan designer kondang Gaudi yang bertemu ide dengan pengusaha industri Güell. Kali ini, warisan yang ditinggalkan berupa rumah tinggal bagi keluarga kaya tersebut. Sejak pertama kali ke Barcelona, rumah dengan atap penuh dekorasi mozaik ini sudah menjadi incaran kami. Tapi selalu saja tutup karena perbaikan. Meskipun sempat buka hanya sebagian namun, selalu saja tak pernah berjodoh dengan jadwal kedatangan kami. Akhirnya delapan tahun kemudian barulah kami berkesempatan menengoknya. Karena memang baru kembali dibuka untuk umum bulan juni tahun 2011.

Peninggalan yang masuk dalam catatan UNESCO sebagai bangunan bersejarah dunia ini, dulunya sempat menjadi tempat tinggal keluarga Güell. Dibangun antara tahun 1885 hingga 1900. Merupakan arsitektur seni modern. Sebenarnya apa sih yang menarik dari Palau Güell? Bagi saya pribadi, pertama adalah, bagaimana seorang pengusaha industri tekstil bisa memiliki selera dan ide begitu gemilang yang saya yakin pada zaman itu mungkin keinginannya dianggap sedikit aneh! Selera unik inilah yang terjalin mesra antara sang pengusaha dengan sang arsitektur, hingga sebuah rumah raksasa, tak bagaikan istana keemasan, namun begitu kokoh menjulang, dengan ukiran yang sulit rasanya dibayangkan hasil rancangan seorang jenius dengan kebebasannya memahat imajinasi berupa keindahan tersendiri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com