Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Acos Melobi Kemennakertrans hingga Banggar

Kompas.com - 10/01/2012, 08:18 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang mendapat alokasi dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) senilai Rp 500 merupakan usulan Iskandar Pasojo (Acos). Orang dekat pimpinan Badan Anggaran, Tamsil Linrung itu melobi Badan Anggaran DPR dan pihak Kementerian agar program usulannya tersebut disetujui dan mendapat alokasi dana PPID.

Hal itu diungkap Acos saat bersaksi untuk terdakwa kasus dugaan suap PPID Transmigrasi, Dadong Irbarelawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (9/1/2012) malam. "Saya sangat concernterhadap proyek transmigrasi yang saya pandang sudah dilupakan pemerintah. Saya harap dengan proyek ini saya dapat pekerjaan," katanya.

Acos bukanlah pejabat Kemennakertrans maupun anggota dewan. Namun dia mampu melobi hingga akhirnya program ini disetujui. Semula dia meyakinkan rekannya di Banggar, Tamsil Linrung. Penolakan demi penolakan dihadapi Acos sampai akhirnya Tamsil menjawab permintaannya. "Akhirnya dia beri jawaban bahwa ini enggak bisa karena dana reguler Kemennakertrans tidak bisa cover dana ini," ujarnya.

Menurut Tamsil, kata Acos, meskipun tidak masuk dalam dana reguler, program ini akan jadi jika diusulkan Kemennakertrans. Kemudian, Acos yang mengaku pengusaha kecil itu berupaya melobi pihak Kemennakertrans. Dia mengingat-ingat, siapa orang dekat menteri yang dapat diminta bantuannya. Terlintaslah nama Ali Mudhori. "Akhirnya saya ketemu Ali Mudhori" ujar Acos.

Dalam pertemuan itu, Acos mengaku menanyakan ke Ali apakah program KTM yang diusulkannya ini dapat diajukan melalui Kemennakertrans. "Apakah bisa Ali komunikasikan dengan menteri, dia jawab bisa," tuturnya.

Namun, lanjutnya, alih-alih menghubungi menteri, Ali Mudhori menghubungi Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat Kawasan Transmigrasi (PM2KT), Djoko Sidik Pramono untuk membicarakan program usulan Acos ini. Acos juga memfasilitasi pertemuan antara Djoko dengan Tamsil di Hotel Crowne, Jakarta.

Berdasarkan keterangan Tamsil beberapa waktu lalu, dalam pertemuan tersebut, Djoko memaparkan program KTM yang diusulkan ini. Tidak berhenti sampai di situ, Acos juga mengusulkan program ini ke Direktorat Jenderal Pengembangan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KT).

Bersama Ali Mudhori, Acos menghubungi Sekretaris Ditjen P2KT, I Nyoman Suisnaya. Dia meyakinkan Nyoman bahwa program ini akan mendapat respon positif dari Banggar. Nyoman yang juga menjadi terdakwa dalam kasus dugaan suap PPID ini pernah mengatakan bahwa Acos dan Sindu Malik mengaku sebagai konsultan Banggar saat berkenalan dengannya.

Menurut Acos, dia sebenarnya berharap dapat bagian mengerjakan proyek ini. Dia mengaku ingin mengerjakan proyek di kabupaten di Papua. Namun, katanya, ada pihak lain yang juga menginginkan proyek di Papua itu, yakni Dharnawati, yang meminjam bendera PT Alam Jaya Papua.

Dalam kasus ini, Dharnawati mengaku diminta fee 10 persen dari nilai proyek di empat kabupaten di papua senilai Rp 73 miliar. Saat baru menyerahkan Rp 1,5 miliar ke Kemennakertrans, Dharnawati, Nyoman, dan Dadong tertangkap. Menurut Nyoman, fee tersebut diusulkan oleh Sindu Malik dan Acos. Kedua orang itu, kata Nyoman, berhasil mengumpulkan Rp 22 miliar dari perusahaan-perusahaan lain di luar Dharnawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

Interupsi PKS di Rapat Paripurna: Makan Siang-Susu Gratis Harus Untungkan Petani, Bukan Penguasa

Nasional
Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

Jokowi Puji RS Konawe yang Dibangun Pakai Uang Pinjaman

Nasional
Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

Sikap Politik PKS di Dalam atau Luar Pemerintah Ditentukan Majelis Syuro Bulan Depan

Nasional
Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

Penembak Danramil Aradide Diketahui Sudah Bergabung ke OPM Kelompok Osea Satu Boma Setahun

Nasional
Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

Disebut Bakal Jadi Dewan Pertimbangan Agung, Jokowi: Saya Masih Jadi Presiden Sampai 6 Bulan Lagi Lho

Nasional
Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

Menkes Sebut Tak Ada Penghapusan Kelas BPJS, Hanya Standarnya Disederhanakan

Nasional
Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

Baleg Rapat Pleno Revisi UU Kementerian Negara Siang Ini, Mardani: Kaget, Dapat Undangan Kemarin

Nasional
Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

Jokowi Bakal Gelar Rapat Evaluasi Bea Cukai

Nasional
Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Kerajaan Arab Saudi Sampaikan Belasungkawa untuk Korban Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

Mendefinisikan Ulang Mudik untuk Manajemen di 2025

Nasional
Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

Saat Anwar Usman Kembali Dilaporkan ke MKMK, Persoalan Etik yang Berulang...

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Ameroro di Sultra, Telan Biaya Rp 1,57 Triliun

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

Kemenag: Jemaah Haji Indonesia Boleh Berziarah ke Makam Rasulullah

Nasional
Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

Ingatkan soal Krisis Air, Jokowi: Jangan Biarkan Air Terus Mengalir ke Laut dan Tidak Dimanfaatkan

Nasional
Korban Banjir Bandang Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Hilang, 37 Luka-luka

Korban Banjir Bandang Sumbar: 50 Orang Meninggal, 27 Hilang, 37 Luka-luka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com