Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Belum Berani Kembali ke Lambu

Kompas.com - 30/12/2011, 23:19 WIB
Samuel Oktora

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com -- Sejumlah warga, terutama dari kalangan pegawai negeri sipil (PNS), termasuk para guru dan kepala sekolah, yang mengungsi sampai Jumat (30/12/2011) belum berani kembali ke tempat tinggal mereka di Kecamatan Lambu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

"Keadaan di Lambu saat ini memang sudah aman, dan PNS yang mengungsi perlu segera kembali bekerja. Tapi mereka rupanya masih trauma. Psikologis masyarakat Lambu sedang sakit, sehingga mesti dilakukan pendekatan pelan-pelan. Rekonsiliasi sedang diupayakan," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol Kabupaten Bima, Arif Gunawan, Jumat (30/12/2011) di Bima.

Setelah tragedi berdarah, Sabtu (24/12/2011) di Pelabuhan Sape, Bima, banyak warga dari kalangan PNS di Lambu yang mengungsi ke rumah kerabatnya di luar daerah. Mereka terpaksa mengungsi karena oleh masyarakat setempat dianggap pihak yang pro pada Pemerintah Kabupaten Bima yang memberikan izin eksplorasi emas pada PT Sumber Mineral Nusantara.

Rumah mereka menjadi sasaran amuk massa, termasuk rumah sejumlah anggota DPRD Bima. Massa juga merusak kantor Kecamatan Lambu, kantor urusan agama Kecamatan Lambu, sejumlah kantor desa, dan kantor Kepolisian Sektor Lambu pun ludes dibakar.

Masyarakat Lambu umumnya, terutama warga Desa Sumi dan Rato sangat keras menolak tambang emas, hingga warga Sumi memutuskan memblokade Pelabuhan Sape sebagai bentuk perlawanan terhadap Pemkab Bima. Namun masyarakat menjadi tidak terkendali ketika aparat kepolisian membubarkan paksa aksi mereka di Pelabuhan Sape.

Tiga warga Sumi tewas terkena peluru, dan puluhan orang luka-luka. Warga akhirnya kembali ke Lambu, dan mereka juga meluapkan emosinya terhadap polisi dan pemerintah daerah setempat dengan bertindak anarkis waktu itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com