Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Banjir Sekaligus Konservasi Air Hujan

Kompas.com - 26/12/2011, 04:25 WIB

Air tanah Jakarta dalam beberapa tahun ke depan akan di ambang kritis jika upaya konservasi tidak segera dilakukan. Air hujan yang berjumlah jutaan meter kubik setiap musim hujan saat ini dilihat hanya sebagai ancaman dan nyaris terabaikan fungsinya sebagai sumber konservasi air tanah.

Perhatian saat ini tertuju pada cara membuang genangan air ke laut secepatnya tanpa mempertimbangkan solusi efektif yang bisa saling menunjang antara mengatasi kelebihan pasokan air permukaan dan kekurangan pasokan air tanah.

Hujan berkepanjangan di daerah penyangga sering menye- babkan banjir kiriman di Ibu Kota. Kondisi makin parah jika terjadi bersamaan dengan hujan lokal. Pembangunan jalan, gedung, dan lainnya berkontribusi pada banjir karena menyebabkan bidang serapan air hujan terus berkurang.

Kedua faktor itu, ditambah berkurangnya kemampuan jaringan drainase untuk menampung dan mengatur aliran air permukaan, menyebabkan wilayah genangan di Ibu Kota menjadi semakin luas dan tersebar.

Apabila di satu sisi Jakarta kelebihan pasokan air permukaan, di sisi lain kebutuhan air bersih di Jakarta terus meningkat seiring pertambahan penduduk dan pertumbuhan industri. Karena kebutuhan itu belum bisa dipenuhi oleh pasokan air baku dari daerah penyangga sebagai bahan pengolahan air bersih, yang terjadi adalah penyedotan air tanah terus meningkat.

Penyedotan air terus-menerus tanpa ada upaya konservasi air tanah akan berpengaruh secara langsung terhadap stabilitas tanah pendukung yang tidak mungkin direkondisikan lagi. Ancaman terhadap stabilitas serta penurunan fondasi infrastruktur dan intrusi air laut akan berlanjut dan merambah pada kedalaman kontur elevasi tertentu.

Solusi jangka pendek

Dalam jangka pendek, yang bisa dilakukan adalah meredam- meresapkan dan mengalirkan air permukaan. Meredam berarti menyimpan air permukaan di suatu tempat untuk sementara sambil meresapkan, lalu mengalirkan pada saat saluran pembuangan sudah dapat mengalirkan.

Pengaturan ini dimungkinkan jika pada tempat tertentu dibangun kolam penampung yang dilengkapi bak kontrol pengendali. Bak kontrol ini dapat mengalirkan air ke saluran buangan atau menarik sementara ke kolam peredam, berdasarkan pada kepekaannya dalam mendeteksi perbedaan ketinggian di kedua elevasi air permukaan.

Solusi ini bisa diterapkan dengan mengoptimalisasi jaringan drainase perkotaan yang tersedia, dengan cara melengkapi dengan kolam peredam-peresap beserta bak kontrol pengendali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com