Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Bicara Soal Kisah Asmara Angelina

Kompas.com - 14/12/2011, 14:14 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama Angelina Sondakh tak asing lagi bagi Muhammad Nazaruddin. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu pernah menjadi rekan kerja Nazaruddin baik di partai maupun di Dewan Perwakilan Rakyat.

Belakangan ini, Angelina kembali menjadi sorotan karena hubungan asmaranya dengan seorang perwira polisi yang sebelumnya penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, R Brotoseno.

Terkait hubungan Angelina dengan Brotoseno itu, Nazaruddin pun angkat bicara. "Mungkin Anas (Anas Urbaningrum) yang suruh kali, tanya saja sama Pak Anas," kata Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (14/12/2011).

Nazaruddin memang kerap mengait-ngaitkan nama Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum terkait kasus yang melilitnya. Lebih jauh, Nazaruddin enggan menjelaskan pernyataannya. "Itu urusan pribadi Ibu Angie," ucap mantan anggota DPR itu.

Seperti diberitakan, akibat kedekatannya dengan Angelina, Brotoseno dikembalikan oleh KPK ke institusi Polri. Alasannya, untuk menghindari konflik kepentingan. Hal tersebut mengingat Angelina menjadi terperiksa kasus yang ditangani KPK.

Kemarin, Angelina berkomentar soal isu kedekatannya dengan Brotoseno. Wanita asal Manado itu tidak membantah, tetapi juga tidak membenarkan hal tersebut. "Teman saya banyak ya. Dari pengusaha ada, politisi ada, tukang koran, tukang bakso, juga ada. Apalagi polisi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com