JAKARTA, KOMPAS.com — Iman Munandar Batubara, Ketua Komite Advokasi Rakyat Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), mengungkapkan aksi damai yang dilakukan di depan Istana malam ini sebagai aksi mengenang kematian Sondang Hutagalung, pelaku bakar diri.
"Kita mau mengenang Sondang yang telah meninggal secara heroik di tempat ini, di depan Istana ini," pekiknya, yang dilanjutkan dengan seruan "Revolusi, revolusi, revolusi sampai mati," dari teman-temannya di Jakarta, Senin (12/12/2011) malam.
Ia mengenang aksi Sondang bukanlah aksi sia-sia, seperti dikatakan banyak pihak, apalagi sebagai aksi mencari popularitas. "Sondang bukanlah mahasiswa yang gila. Tapi dia luar biasa, dia membakar dirinya di depan Istana, simbol negara," ucapnya.
Ia mengatakan, Sondang adalah aktivis dan juga mahasiswa yang memiliki intelektualitas luar biasa. Sondang memiliki kecintaan terhadap perubahan akan keadilan bagi masyarakat.
Berdasarkan pantuan Tribunnews.com, satu kader GMNI sempat menuju tempat Sondang membakar diri persis di depan Istana. Kader GMNI tampak sempat berbicara dengan sejumlah petugas keamanan di Istana untuk meminta izin menaburkan bunga di tempat Sondang membakar diri.
Namun, permintaan itu tidak diberikan. "Tidak boleh di sana," ungkap kader GMNI tersebut.
Kini aksi mengenang Sondang masih berlanjut. Massa GMNI kini membentuk lingkaran. Sejumlah lagu-lagu nasional dan orasi serta puisi sebagai kenangan akan sikap heroik Sondang. (Tribunnews/Srihandriatmo Malau)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.