Jakarta, Kompas
Tahir seusai memperoleh penghargaan Ernst and Young yang dibacakan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Prof Firmanzah di Jakarta, Selasa (29/11), mengatakan, ”Arti sebagai wirausaha adalah orang yang siap menciptakan nilai, tetapi sekaligus juga menciptakan kebahagiaan bagi karyawan, masyarakat, dan bangsanya.”
Colondam mengatakan, ke depan, yayasannya ingin mengajak orang bukan hanya sebagai pendonor, tetapi lebih sebagai investor untuk masalah-masalah sosial.
CEO Ernst and Young Giuseppe Nicolisi mengatakan, wirausaha adalah darah kehidupan dari ekonomi global.
Mereka membangun perbedaan dalam komunitas dan masyarakat sekitarnya. Seorang wirausaha mampu menciptakan pekerjaan, produk baru, dan model bisnis inovatif yang menjadi darah kehidupan bagi perekonomian Indonesia.
”Lebih dari 20 tahun lalu, penghargaan The Ernst and Young pertama kali diadakan di sebuah kota di Amerika. Saat ini, program penghargaan bergengsi ini telah menjangkau 140 kota di lebih dari 50 negara,” kata Giuseppe.
Finalis lainnya terdiri dari Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa Tbk Airlangga Hartarto, Presdir PT Estu Adimore Brian Yaputra, Chairman PT Tiphone Mobile Indonesia Henky Setiawan, Presdir PT Media Indra Buana Nyomananda, Preskom dan Wakil Presiden PT Bundamedik Dr Rizal Sini SpOG dan Dr Ivan Rizal Sini MD, Wakil Presiden Sahid Group SB Wiryanti Sukamdani, CEO PT Rekan Usaha Mikro Anda Aldi Haryopratomo, dan Direktur Eksekutif IBEKA Tri Mumpuni.
Sebagai catatan, tahun 2001 terpilih Entrepreneur of the Year dianugerahkan pertama kalinya kepada Presiden Direktur dan CEO Jawa Pos Group Dahlan Iskan, disusul tahun 2002 Pendiri dan Pemimpin Mustika Ratu Tbk BRA Mooryati Soedibjo.
Pada tahun 2003 Chairman of the Board of PT Konimex Djoenaedi Joesoef, tahun 2004 CEO Garudafood Sudhamek AWS, dan tahun 2005 diraih Presdir Kompas Gramedia Group Jakob Oetama.