Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capim KPK, PDIP Akui Ada Upaya Tarik Ulur

Kompas.com - 26/11/2011, 13:24 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Fraksi PDI-Perjuangan Trimedia Pandjaitan mengakui mundurnya jadwal seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memang karena adanya upaya tarik ulur kepentingan.

Menurutnya, dalam upaya tarik ulur kepentingan itu di dalamnya terdapat lobi-lobi atas dasar kepentingan pribadi maupun kolektif dari sejumlah pihak. "Saya jujur saja sepakat (ada lobi politik). Jadi upaya mundur ini dalam konteks, mungkin saja ada fraksi-fraksi yang belum selesai melakukan lobi-lobi. Saya mencium ada upaya tarik ulur semacam itu," ujar Trimedia dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (26/11/2011).

Ia menjelaskan, beberapa modus biasanya digunakan untuk melakukan lobi-lobi tersebut. Bahkan, menurutnya, polemik surat kuasa mengenai laporan harta kekayaan calon pimpinan KPK merupakan salah satu dari modus agar jadwal proses seleksi tersebut mundur.

"Padahal sebenarnya laporan harta kekayaan Capim KPK tidak diperlukan lantaran tidak diatur dalam UU Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK. Jadi, dengan mengulur-ngulur waktu seperti itu saya pribadi memang kecewa," katanya.

Sementara itu, pendapat serupa juga dikemukakan Wakil Koordinator Indonesian Corruption Watch (ICW) Andan Topan Husodo. Menurut Adnan, dalam proses tersebut ada upaya-upaya memperlambat waktu untuk melakukan kesepakatan politik yang baru.

"Misalnya PDI-P ingin supaya kasus Century Maju, tetapi Demokrat ingin dibatasi. Inilah yang kemudian membuat proses itu menjadi deadlock, karena untuk membangun kesepakatan antara fraksi-fraksi terlebih dahulu," kata Adnan.

Seperti diberitakan, akibat kesalahan surat kuasa itu, proses fit and proper test delapan calon pimpinan KPK di DPR tertunda. Komisi III ingin mendengar terlebih dulu penjelasan Panitia seleksi mengenai masalah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

    14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

    Nasional
    Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

    Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

    Nasional
    Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Nasional
    Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

    Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

    Nasional
    SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

    SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

    Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

    Nasional
    Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

    Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

    Nasional
    Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

    Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

    Nasional
    Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

    Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

    Nasional
    Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

    Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

    Nasional
    Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

    Sinyal Kuat Eko Patrio Bakal Jadi Menteri Prabowo

    Nasional
    Yakin 'Presidential Club' Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

    Yakin "Presidential Club" Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

    Nasional
    Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

    Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

    Nasional
    Gejala Korupsisme Masyarakat

    Gejala Korupsisme Masyarakat

    Nasional
    KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

    KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com