Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komjak Berjalan seperti Kopaja

Kompas.com - 23/11/2011, 14:37 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Keberadaan Komisi Kejaksaan (Komjak) dinilai belum efektif dalam mencegah adanya "jaksa nakal". Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo mengatakan, Komjak belum memiliki kewenangan dan posisi yang kuat dalam melakukan pengawasan eksternal terhadap Kejaksaan.

"Selama ini ada Kopaja, Komisi Pengawas Kejaksaan. Akan tetapi, Kopaja ini seperti kopaja di jalan raya yang jalannya tersendat-sendat, power-nya enggak ada," kata Adnan saat dihubungi Kompas.com, Rabu (23/11/2011), menanggapi soal masih adanya jaksa Kejaksaan yang tertangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dua hari lalu, KPK menangkap tangan jaksa Kejaksaan Negeri Cibinong, Sistoyo, karena diduga menerima suap.

Menurut Adnan, selain masalah internal di tubuh Kejaksaan seperti proses rekrutmen yang sarat nepotisme, pengawasan eksternal oleh Komjak yang belum maksimal juga membuka peluang adanya jaksa nakal.

Komjak yang ada saat ini, katanya, hanya berwenang sebatas memberikan rekomendasi kepada Jaksa Agung jika ada laporan masyarakat soal jaksa yang melanggar aturan. "Mereka bisa terima laporan masyarakat, tetapi tidak punya kewenangan memberi sanksi karena hanya sebatas rekomendasi yang disampaikan ke Jaksa Agung," ucap Adnan.

Hal tersebut sangat disayangkan mengingat negara telah mengeluarkan biaya untuk pembentukan Komjak. "Ongkos terbuang, tetapi lack of authority, kurang kekuasaan," ucap Adnan.

Oleh karena itu, kata Adnan, diperlukan penguatan fungsi dan posisi pada Komjak sebagai lembaga pengawas eksternal Kejaksaan di samping memperbaiki sistem pengawasan internal. Adapun perbaikan sistem pengawasan internal, menurut Adnan, dapat dilakukan, misalnya dengan pembaruan mekanisme promosi dan mutasi jaksa.

Mekanisme promosi jabatan para jaksa, kata dia, seharusnya dilakukan dengan memerhatikan prestasi. "Publik kan selama ini curiga, mekanisme promosi ini hanya bicara soal setoran, duit, bukan prestasi," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

    Nasional
    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

    Nasional
    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

    Nasional
    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

    Nasional
    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

    Nasional
    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

    Nasional
    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

    Nasional
    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

    Nasional
    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

    Nasional
    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

    Nasional
    Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

    Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com