Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat Masih Jadi Ancaman Warga Papua

Kompas.com - 15/11/2011, 15:50 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Negara masih menjadi ancaman bagi warga Papua. Kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan aparat keamanan sejak tahun 1965 masih terjadi hingga saat ini sehingga menambah kebencian warga Papua terhadap Indonesia.

"Itu (kekerasan) disosialisasikan di honai-honai. Dulu kau punya bapak yang siksa tentara Indonesia. Itu terus ditanamkan. Makanya anak-anak muda sangat radikal dan anti Indonesia," kata Muridan S Widjojo, peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) seusai rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR di Komplek DPR, Selasa (15/11/2011).

LIPI dimintai penjelasan hasil penelitian terhadap permasalahan di Papua oleh Komisi I.

Muridan mengatakan, kekerasan yang dilakukan negara menjadi salah satu akar masalah dari konflik yang berkepanjangan di Papua. Kekerasan dan pelanggaran HAM itu, kata dia, tidak pernah dipertanggungjawabkan negara.

Dikatakan Muridan, LIPI telah menyusun daftar kekerasan dan pelanggaran HAM yang dilakukan aparat namun belum pernah dipublikasikan. Data itu dikumpulkan untuk kepentingan rekonsiliasi di Papua.

Selain kekerasan, Muridan menambahkan, pengintaian yang terlalu ketat oleh aparat terhadap warga Papua membuat warga merasa terintimidasi. Menurut dia, sikap aparat itu mesti segera dihentikan.

Anggota Komisi I Salim Mengga mengatakan hal senada. Berdasarkan pengalamannya ketika berkunjung ke Papua, aparat keamanan cenderung melakukan pendekatan militer dalam menyelesaikan masalah di Papua.

"Yang nembak satu orang. Tapi diturunkan ribuan pasukan, panser untuk mengamankan. Seharusnya kan tempat kejadian yang dilokalisir, bukan menambah pasukan," kata dia.

Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq mengatakan, masalah itu akan dibicarakan dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian dalam pertemuan selanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com