Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

215 TKI Terancam Hukuman Mati

Kompas.com - 07/11/2011, 18:41 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satuan Tugas Penanganan dan Pembelaan Tenaga Kerja Indonesia (Satgas TKI) mengungkapkan, 215 TKI saat ini terancam hukuman mati di luar negeri. Juru bicara Satgas TKI, Humprey S Djemat, mengatakan, jumlah tersebut didapatkan setelah tim Satgas TKI melakukan kunjungan langsung ke tiga negara, yakni Arab Saudi, Malaysia, dan China.

"Sebagaimana diketahui, untuk menentukan jumlah pasti berapa TKI kita di luar negeri yang terancam hukuman mati sangat sulit. Maka dari itu, satgas kemarin menerjunkan langsung tim ke tiga negara itu untuk menginventarisasi datanya," ujar Humprey setelah melakukan rapat koordinasi di gedung Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Jakarta, Senin (7/11/2011).

Humprey merincikan, berdasarkan data satgas, 215 TKI yang terancam hukuman mati itu terdiri dari 45 WNI di Arab Saudi, 148 WNI di Malaysia, dan 22 WNI di China. Untuk WNI di Arab Saudi, dia menjelaskan, dari 45 WNI, 23 di antaranya sudah divonis dan sisanya dalam proses pengadilan.

"Dari 23 WNI itu, ada yang menyangkut masalah tuduhan perzinahan, melakukan perbuatan sihir. Khusus untuk Arab Saudi, setelah satgas turun ke lapangan, banyak proses hukumnya harus diulang kembali karena banyak keluarga korban yang sudah memaafkan," katanya.

Sementara itu, dari 148 WNI di Malaysia, 112 di antaranya tersangkut masalah peredaran narkoba dan sisanya menyangkut persoalan penggunaan senjata api. Di China, kata Humprey, 22 WNI melakukan tindakan kejahatan terkait narkoba.

"Khusus China, semuanya dilakukan oleh warga negara kita yang berada di sana, bukan TKI. China sendiri tidak mengizinkan WNI kita bekerja di sana," kata Humprey.

Humprey menambahkan, satgas telah melakukan beberapa langkah untuk menyelesaikan berbagai persoalan tersebut. Ia mengaku, di tiga negara tersebut, satgas sudah menggaet pengacara khusus untuk mendampingi dan melakukan bantuan hukum bagi tenaga kerja yang bermasalah.

"Karena jarak negara yang cukup jauh, kami juga sudah membentuk MOU di tiga negara itu agar proses bantuan hukum dapat dilaksanakan secara cepat. MOU ini kami harapkan dapat segera diselesaikan sebelum masa tugas kami berakhir pada Desember tahun ini," kata Humprey.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan, pemerintah akan tetap memprioritaskan dan memfokuskan berbagai masalah TKI tersebut. Menurut dia, dari hasil yang dikemukakan Satgas TKI, beberapa kasus telah menunjukkan kemajuan yang baik.

"Namun proses ini memakan waktu dan memerlukan kesabaran. Jika kami melihat proses-proses yang dilakukan oleh satgas ini, saya yakin berbagai persoalan TKI kita di luar negeri dapat diselesaikan. Apalagi dengan adanya MOU tadi, kita harapkan agar TKI yang bermasalah di tiga negara itu dapat mendapatkan bantuan hukum sejak dini," kata Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com