Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesawat N-219 Jadi Andalan

Kompas.com - 02/11/2011, 02:37 WIB

Pesawat N-219

Tertutupnya peluang memproduksi pesawat komuter berukuran sedang N-250 dan bermesin jet N-2130 mendorong PT DI membuat pesawat yang berukuran lebih kecil, yaitu N-219 yang hanya dapat mengangkut hingga 24 penumpang. Menurut Budiwuraskito, N-219 untuk menggantikan pesawat Twin Otter yang tidak lagi diproduksi dan telah habis masa pakai. Saat ini, ada sekitar 40 pesawat Twin Otter yang harus diganti. Adapun untuk melayani penerbangan perintis di Indonesia diperlukan sekitar 900 pesawat jenis ini.

Pesawat N-129 dapat mendarat di medan yang sulit yang jarak landasannya sekitar 500 meter. Karena relatif ringan, pesawat ini dapat mendarat di lapangan rumput. ”Karena tidak ada penggunaan sistem hidrolik, N-219 tidak memerlukan perawatan berarti di daerah yang sarananya terbatas,” urai Dita.

Pesawat CN-295

Dukungan pemerintah bagi PT DI antara lain dengan alokasi dana 325 juta dollar AS melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), termasuk memesan sembilan pesawat CN-295.

Menurut Andi Alisyahbana, Direktur Aerostructure PT DI, CN-295 merupakan penyempurnaan dari seri sebelumnya, CN-235, dengan badan yang lebih panjang 3 meter. Fitur utama yang diunggulkan adalah pesawat yang multifungsi, yakni dapat mengangkut penumpang atau kargo. Pesawat ini juga dapat terbang landas ataupun mendarat pada lintasan sekurangnya 670 meter dan tidak beraspal sehingga dianggap sesuai untuk daerah pelosok di Indonesia.

Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengungkapkan, CN-295 merupakan produk yang dikerjasamakan dengan Airbus Military. Dari sembilan unit pesawat yang dipesan Kemhan, tiga unit pertama akan dirakit di Indonesia. Komposisi komponen lokal pada pesawat ini dapat mencapai 50 persen.

Direktur Aircraft Services PT DI Budiwuraskito menuturkan bahwa komponen lokal yang dipasang dalam CN-295 adalah bagian sayap dan buntut, sementara komponen seperti avionik ataupun mesin sampai sekarang masih didatangkan dari luar negeri.

Lalu bagaimana dengan nasib N-250? Menurut Andi Alisyahbana, untuk melanjutkan N-250 bukannya tak mungkin apabila ada komitmen pemerintah untuk menyelamatkan PT DI dan kepentingan bangsa ini.

Ada rencana N-250 akan diserahkan kepada Kementerian Pertahanan untuk dijadikan monumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com