Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Capres, PDI-P Tak Ingin Tergesa

Kompas.com - 26/10/2011, 09:40 WIB
Marcellus Hernowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAN.com — Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menegaskan, partainya tidak ingin tergesa-gesa bersikap terkait siapa yang akan diusung dalam Pemilihan Presiden 2014. Waktu sekitar tiga tahun lagi hingga 2014 lebih baik diisi untuk menjawab berbagai persoalan bangsa seperti masalah Papua atau kemiskinan rakyat.

"Sebagai partai politik, PDI Perjuangan memang mencermati hasil sejumlah survei, yang menyatakan tingginya elektabilitas (Ketua Umum PDI Perjuangan) Ibu Megawati jika menjadi calon presiden. Namun, masih banyak waktu untuk terus mencermati setiap gelagat dinamika politik nasional atau regional. Belum saatnya membahas capres dan cawapres untuk Pemilu 2014," kata Tjahjo, Rabu (26/10/2011) di Jakarta.

Tjahjo menegaskan, pada saatnya nanti, PDI Perjuangan pasti menentukan sikap dan telah memiliki mekanisme terkait capres dan cawapres yang akan diusung di Pemilu 2014. "Yang lebih penting, Presiden adalah hasil pilihan rakyat. Rakyat Indonesia yang paling berhak menentukan pilihan siapa pemimpin mereka," ucap dia.

Sebelumnya, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Taufiq Kiemas yang juga suami Megawati menuturkan, pemilu 2014 merupakan arena untuk generasi yang lebih muda. Pemilu mendatang merupakan kesempatan bagi generasi angkatan Puan Maharani, putri Taufiq dan Megawati.

Pernyataan itu memunculkan sejumlah pertanyaan seperti perlunya dikotomi tua dan muda dalam politik di era demokrasi dan kualitas kaderisasi di partai politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com