Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Jamin Hasil Pansel KPK Jadi Patokan DPR

Kompas.com - 24/10/2011, 22:06 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ranking yang dibuat panitia seleksi terhadap delapan nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi tak bisa menjadi jaminan bakal menjadi patokan anggota DPR dalam melakukan seleksi.

Meskipun diakui hasil perankingan tersebut baik, pada akhirnya lobi antarfraksi yang menentukan siapa empat nama dari delapan calon tersebut yang dipilih DPR.

"Kerja keras pansel itu harus kita hormati, karena terus terang saja rakyat sudah tahu hasil dari delapan nama itu bagaimana. Tetapi memang, hasil dari KPK ini kan paket, bukan one man one vote, satu anggota memilih satu orang, jadi empat kali memilih. Ini, satu orang langsung empat orang. Inilah yang saya khawatir. Tetapi, saya hanya sendiri di Komisi III itu. Saya mau bilang apa," kata Ruhut Sitompul di Jakarta, Senin (24/10/2011).

Tim seleksi pimpinan KPK mengirim delapan nama beserta ranking hasil seleksinya. Ranking pertama ditempati oleh Bambang Widjojanto; berikutnya, Ketua Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan Yunus Husein; ketiga, penasihat KPK Abdullah Hehamahua; keempat, Deputi Pengawasan Internal KPK Handoyo Sudrajat; kelima, Abraham Samad; keenam, Staf Ahli Jaksa Agung Zulkarnain; ketujuh, anggota Komisi Kepolisian Nasional Adnan Pandu Praja; dan kedelapan, pensiunan Polri Inspektur Jenderal (Purn) Aryanto Sutadi.

Ruhut mengakui bahwa memang ada kendala memilih calon terbaik di DPR. Selalu ada lobi di antara fraksi untuk memutuskan siapa yang bakal dipilih dari delapan nama yang diserahkan ke DPR. "Kalau koalisi sudah menentukan, aku sebagai bagian dari mereka ikut saja," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com