Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Tebu Merosot, Petani Rugi

Kompas.com - 08/10/2011, 04:58 WIB

JEMBER, KOMPAS - Menjelang berakhirnya musim giling tebu tahun 2011, petani tebu di Jember, Jawa Timur, dipastikan mengalami kerugian besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini disebabkan produksi tebu merosot sangat tajam, bahkan tahun ini paling rendah dibandingkan dengan sebelumnya, sampai hampir mendekati separuh dari target produksi. Akibatnya, target giling tebu di PG Semboro yang semula diprediksi 10 juta kuintal atau 1 juta ton tebu, realisasi hanya 5,7 juta kuintal atau 570.000 ton.

Ini dikatakan Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat Usaha Mitra wilayah giling Pabrik Gula Semboro Marzuki Abd Ghofur dan Ketua Paguyuban Petani Tebu Rakyat PG Semboro M Ali Fikri kepada Kompas di Jember, Jawa Timur, Jumat (7/10). Ditegaskan, rendahnya produksi tebu disebabkan anomali iklim yang terjadi pada 2010 hingga awal tahun 2011. Saat itu curah hujan sangat tinggi sehingga genangan air pada lahan membanjiri tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman tebu menjadi mandek. Akibatnya produksi pun anjlok.

M Ali Fikri menambahkan, merosotnya produksi tebu masih diimbangi dengan kenaikan rendemen yang hanya satu digit, yakni dari sekitar 6 persen menjadi 7 persen. Namun, kenaikan rendemen tersebut tak mendongkrak lebih banyak penerimaan pendapatan petani.

Produksi tebu milik Samudji Zarkasih, warga Desa Sidomeker, Kecamatan Semboro, misalnya, tahun lalu 1.000 kuintal atau 100 ton per hektar, sekarang dari 50 hektar tanaman tebu diproduksi 500-550 kuintal atau 50-55 ton tebu per hektar. ”Dengan produksi 1.000 kuintal dan rendemen 6 persen, maka dari satu hektar tanaman tebu bisa menghasilkan 6 ton gula,” katanya.

Jika produksi hanya 500-550 kuintal per hektar, meski rendemen naik jadi 7 persen, hasil produksi yang diterima hanya 3,5-3,85 ton gula, belum termasuk biaya giling untuk pabrik gula. ”Karena itu, petani lebih suka jika produksi tebu naik,” ujarnya. (SIR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com