JEMBER, KOMPAS -
Ini dikatakan Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat Usaha Mitra wilayah giling Pabrik Gula Semboro Marzuki Abd Ghofur dan Ketua Paguyuban Petani Tebu Rakyat PG Semboro M Ali Fikri kepada
M Ali Fikri menambahkan, merosotnya produksi tebu masih diimbangi dengan kenaikan rendemen yang hanya satu digit, yakni dari sekitar 6 persen menjadi 7 persen. Namun, kenaikan rendemen tersebut tak mendongkrak lebih banyak penerimaan pendapatan petani.
Produksi tebu milik Samudji Zarkasih, warga Desa Sidomeker, Kecamatan Semboro, misalnya, tahun lalu 1.000 kuintal atau 100 ton per hektar, sekarang dari 50 hektar tanaman tebu diproduksi 500-550 kuintal atau 50-55 ton tebu per hektar. ”Dengan produksi 1.000 kuintal dan rendemen 6 persen, maka dari satu hektar tanaman tebu bisa menghasilkan 6 ton gula,” katanya.
Jika produksi hanya 500-550 kuintal per hektar, meski rendemen naik jadi 7 persen, hasil produksi yang diterima hanya 3,5-3,85 ton gula, belum termasuk biaya giling untuk pabrik gula. ”Karena itu, petani lebih suka jika produksi tebu naik,” ujarnya.