Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tato, Simbol Diri Orang Dayak Iban

Kompas.com - 08/10/2011, 03:39 WIB

Pergeseran makna

   Pada masa lalu, tato adalah alat identifikasi paling mudah bagi masyarakat Iban. Saat perang suku, tato itulah yang digunakan oleh masyarakat Iban untuk mengenali siapa lawan dan siapa kawan mereka.  

   JU Lontaan dalam Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat (1975: Pemda TK I Kalbar) menyebutkan, selain menjadi hiasan badan, tato pada masa lalu merupakan tanda bahwa seseorang telah berbuat sesuatu. " Pada pria, misalnya sudah membunuh (mengayau saat perang suku) atau menolong orang,"begitu Lontaan mendeskripsikan tato.

   Setelah masa perang suku dan mengayau (memenggal kepala musuh saat perang suku) berakhir melalui Perjanjian Damai Tumbang Anoi Tahun 1894 di Tumbang Anoi, Kalimantan Tengah, makna tato mulai bergeser. Dari semula menjadi identitas dan tanda setelah mengayau, tato lalu menjadi tanda bagi seseorang yang merantau.

   "Setelah perang suku tak ada lagi, tato dibuat untuk mengingat tempat-tempat perantauan karena zaman itu tidak semua orang berani keluar meninggalkan tempat tinggalnya," kata Kudi.

     Walaupun dipakai untuk mengingat tempat-tempat istimewa yang pernah dikunjungi oleh setiap masyarakat Iban, gambar atau bentuk tato ternyata bukan gambaran tempat yang mereka kunjungi. Gambar tato yang dipakai oleh komunitas  Iban justru umumnya sama.

   Kidau mengatakan, ada beberapa bentuk tato yang umum dipakai masyarakat, merujuk pada tato yang dipakai oleh nenek moyang orang Iban. Gambar tato yang banyak dipakai masyarakat Iban itu di antaranya ukir degug, kalapah, bilun, ketam itit, dan bunga terung. Ukir degug adalah simbol identitas masyarakat Dayak Iban yang ada di leher depan. Bentuknya bulat memanjang dari leher bawah hingga di bawah dagu.

    Kalapah  dan bilun adalah simbolisasi berbentuk manusia. Kalapah biasanya ditato di paha, sementara bilun di betis.

    Ketam itit adalah gambaran kepiting yang sedang menjepit, umumnya berupa gambar kembar di punggung kiri dan kanan. Serupa dengan ketam itit, bunga terung juga merupakan gambar kembar di antara atas dada dan pundak kanan kiri.

    Remang mengatakan, kalangan wanita dari generasi tua Iban ada juga yang memiliki tato, tetapi umumnya ada di belakang telapak tangan dan jari. "Pada masa lalu, tato itu menjadi semacam simbol bahwa seorang perempuan sudah memiliki keahlian menganyam dan siap menikah. Sekarang sudah jarang wanita yang bertato," katanya.

   Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kalbar Sujarni Alloy mengatakan, saat ini belum ada sensus khusus terhadap populasi setiap subsuku Dayak di Kalbar. Namun, ia memperkirakan jumlah populasi masyarakat Dayak Iban ada 12.000 jiwa. Mereka adalah subsuku Dayak dengan  populasi terbanyak ketiga di Kalbar.

    Alloy menambahkan, Iban adalah satu dari 186 subsuku Dayak di Kalbar. "Kalau dibedakan dari linguistik, suku Dayak di Kalbar terbagi dalam sekitar 300 kelompok," katanya.

    Sebagian generasi muda Iban masih ada  yang mempertahankan seni tato itu. Namun, umumnya tertoreh di tangan dan jumlahnya tidak sebanyak generasi tua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com