Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekomendasi Komite Etik untuk DPR Hanya Saran

Kompas.com - 07/10/2011, 12:52 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain menghasilkan rekomendasi untuk internal Komisi Pemberantasan Korupsi, Komite Etik KPK juga menyampaikan rekomendasinya untuk Dewan Perwakilan Rakyat.

Wakil Ketua Komite Etik Said Zainal Abidin mengungkapkan, rekomendasi untuk DPR itu hanya berupa saran yang tidak dipaksakan pelaksanaannya. "Itu namanya saran, boleh diterima boleh tidak," kata Said di Jakarta, Jumat (7/10/2011).

Komite Etik merekomendasikan kepada DPR agar kembali menghidupkan dan menyempurnakan kode etiknya sehingga anggota dewan terhindar dari perbuatan atau perilaku tercela.

"Di DPR itu dihidupkan kembali semacam kode etik lama. Kalau satu masalah dibahas dalam satu komisi yang ada berbagai fraksi maka tidak boleh urusan itu ditarik ke ranah privat, itu yang jadi rekomendasi," ungkap Said

"Ditarik ke ranah privat artinya,"  lanjut dia, "ada satu komisi sendiri dipanggil, mitra kerja dibahas atau perorangan dipanggil ke rumah atau ke hotel itu enggak boleh, atau ke restoran, enggak boleh itu, dulu enggak boleh itu. Saya juga anggota DPR. Enam tahun saya jadi anggota DPR," lanjutnya.

Saat ditanya mengapa Komite Etik juga mengeluarkan rekomendasi untuk DPR, Said menjawab, Komite tidak hanya bekerja terbatas untuk KPK namun juga untuk pihak luar yang ada hubungannya dengan KPK.

"Kita sepakat bahwa kita ingin Komite Etik ini tidak terbatas hanya untuk KPK. Kita juga melihat aspek ke luar, yang ada hubungannya ke KPK," kata dia.

Terkait pimpinan KPK, Komite Etik menyimpulkan, empat unsur pimpinan KPK yakni Busyro Muqoddas, M Jasin, Chandra M Hamzah, dan Haryono Umar, tidak terbukti melakukan pelanggaran etika ataupun pidana. Terhadap Chandra dan Haryono tiga anggota Komite memiliki pendapat berbeda atau dissenting opinion. Mereka menilai keduanya melakukan pelanggaran kode etik ringan.

Komite Etik merekomendasikan agar KPK membentuk Dewan Etik yang berisi ahli-ahli etika. Dewan tersebut kemudian dapat menjadi tempat bertanya bagi pimpinan dan pegawai terkait persoalan etik sehingga diharapkan mampu mencegah terjadinya pelanggaran etika di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com