Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu Perintahkan Periksa Oknum Nakal

Kompas.com - 04/10/2011, 16:54 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta setiap inspektur jenderal dalam kementeriannya untuk memeriksa dugaan adanya oknum "nakal".

Agus mengatakan hal itu terkait dengan keterlibatan oknum Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam kasus dugaan suap program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (PPID) Transmigrasi. Alokasi dana PPID sebesar Rp 500 miliar untuk 19 kabupaten di daerah transmigrasi itu diputuskan Kemenkeu bersama Badan Anggaran DPR.

"Kalau ada informasi ada oknum di Kemenkeu yang 'nakal' itu, kami akan tindak dan kami sudah minta Irjen untuk memeriksa," kata Agus seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK Jakarta, Selasa (4/10/2011).

Agus diperiksa selama hampir empat jam sebagai saksi dalam kasus dugaan suap PPID Transmigrasi tersebut. Dia dimintai keterangan untuk tiga tersangka kasus itu, yakni pejabat Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, I Nyoman Suisnaya dan Dadong Irbarelawan, serta kuasa direksi PT Alam Jaya Papua, Dharnawati.

Seusai diperiksa kemarin, unsur pimpinan Banggar DPR, Tamsil Linrung, mengungkapkan, Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Marwanto menyetujui alokasi Rp 500 miliar untuk PPID Transmigrasi dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) Transfer Daerah. Saat ditanya soal Marwanto, Agus meminta agar publik tidak berburuk sangka sebelum proses hukum berjalan. Ia mengatakan, anggaran Rp 500 miliar itu bagian dari PPID dan mekanisme persetujuan itu dibahas dan disetujui antara pemerintah dan DPR.

Agus juga menegaskan, ia mendukung upaya KPK dalam menegakkan hukum. "(Kasus) ini hubungannya adalah dengan pejabat negara atau PNS yang menyalahgunakan wewenang atau juga conflict of interest atau pertentangan kepentingan, ditambah pengusaha yang ingin mendapatkan usaha dengan segala cara," tutur Agus.

Dalam kasus ini, mantan pejabat Kemenkeu, Sindu Malik, diduga terlibat. Menurut tersangka Nyoman, Sindu mengaku sebagai konsultan Banggar DPR yang mendatangi Kemnakertrans pada April lalu untuk menawarkan proyek PPID Transmigrasi. Sindu mendatangi Kemnakertrans bersama Ali Mudhori dan Fauzi, yang mengaku sebagai orang dekat Menakertrans Muhaimin Iskandar serta Iskandar Pasojo atau Acos yang mengaku orang dekat Tamsil. Ketiganya bahkan meminta fee sebesar 10 persen dari nilai proyek itu.

Hal senada disampaikan tersangka lainnya, Dadong Irbarelawan. Dia mengaku pernah diperlihatkan surat yang diterbitkan Menteri Keuangan berisi nama-nama daerah penerima PPID oleh Sindu Malik. Baik Sindu, Ali, Fauzi, maupun Acos sudah diperiksa KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com