Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Parpol Harus Berembuk

Kompas.com - 01/10/2011, 14:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sistem perencanaan anggaran, baik di pemerintah maupun di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) perlu diperbaiki untuk meminimalisi praktek mafia anggaran. Jika tidak, penangkapan para koruptor akan terus terjadi lantaran sistem yang memberi celah untuk korupsi.

Selain itu, perbaikan sistem akan berdampak pada optimalisasi penggunaan anggaran untuk kesejahteraan rakyat. Demikian dikatakan Direktur State Budget Watch (SBW) Ramson Siagian saat diskusi di Jakarta, Sabtu ( 31/9/2011 ).

Ramson mengatakan, agar efektif, para pemimpin partai politik harus duduk bersama untuk membicarakan perbaikan sistem tanpa melihat garis politik jangka pendek. Pasalnya, kata dia, pemimpin parpol saat ini juga sebagai pemimpin pemerintahan maupun DPR. "Kalau mereka berembuk, saya optimis bisa memperbaiki sistem sehingga efektif bagi kebaikan bangsa ini," kata Ramson.

Sebastian Salang, Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) mengatakan, praktik mafia anggaran sudah terjadi sejak pembahasan di Kementerian hingga berujung di Badan Anggaran (Banggar) DPR. Bagaimana praktik itu?

Sebastian menjelaskan, setiap mata anggaran di Kementerian harus ada uang yang dikeluarkan kontraktor meskipun tender belum berjalan. Suap dari pengusaha lalu terjadi. Selanjutnya, Kementerian membahas anggaran itu di Komisi di DPR. "Supaya Komisi tidak mengotak-atik anggaran yang diusulkan pemerintah, mesti ada nilainya. Itu ada setoran supaya disetujui. Tahap terakhir, disinkronisasi di Banggar. Supaya tinggal diketok (disetujui) di Banggar, itu ada nilainya," jelas dia.

Praktik mafia anggaran lain, lanjut Sebastian, terjadi ketika pembahasan dana optimalisasi setelah ada laporan penambahan penerimaan pendapatan negara oleh pemerintah. "Pertanyaannnya kok bisa dalam perjalanan ada tambahan pendapatan penerimaan negara? Berarti ada yang tidak beres," kata dia.

"Bisa aja pemerintah memberikan laporan penerimaan kepada DPR bohong-bohongan. Ada (pendapatan) yang disimpan. Dana-dana tambahan pendapatan ini sering kali menjadi lahan terjadinya korupsi," tambah Sebastian.

Untuk itu, Sebastian berharap KPK terus menelusuri kasus suap di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta di Kementerian Pemuda dan Olahraga. "Jadi KPK jangan berhenti pada beberapa orang yang dipanggil. Perlu ditelusuri untuk bongkar praktik yang lebih besar," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com