Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Anggaran Tidak Manfaatkan Momen

Kompas.com - 01/10/2011, 10:51 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dinilai tidak memanfaatkan momen untuk menunjukkan bahwa tidak semua anggota Banggar terlibat mafia anggaran ketika empat pimpinannya diperiksa sebagai saksi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Hampir setiap hari Banggar dapat stigma jadi sarang mafia anggaran. Itu kan menyakitkan semua anggota Banggar. Kalau lebih tenang, itu bisa dijadikan klarifikasi bahwa ada juga orang yang baik. Banggar bukan tempat berkumpulnya mafia," kata Sebastian Salang, Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), saat diskusi di Jakarta, Sabtu (1/10/2011).

Sebastian menilai, sikap empat pimpinan Banggar yang mogok kerja dengan menyerahkan mandat kepada pimpinan DPR adalah sebuah bentuk kepanikan. Mereka, kata dia, khawatir akan duduk di kursi pesakitan nantinya.

"Padahal, belum tentu. Kalau tidak ada udang di balik batu, mengapa mesti panik? Kalau tidak ada sesuatu, mengapa mesti takut," kata Sebastian.

Sebastian menambahkan, tindakan pimpinan Banggar itu semakin fatal ketika pimpinan DPR mendukung sikap itu.

"Ini semakin ruwet sehingga seolah-olah terjadi perselisihan antara DPR dan KPK," ujar dia.

Menurut Sebastian, sikap pimpinan Banggar itu tidak terpuji dan telah memberikan pelajaran sangat buruk.

"Ini akan dicontoh di daerah-daerah. Bayangkan, kalau DPRD mencontoh, bahaya negara ini. Ini harus diberi sanksi," tutur dia.

Seperti diberitakan, pimpinan Banggar mogok membahas rancangan anggaran pendapatan negara (RAPBN) 2012 setelah diperiksa KPK. Mereka langsung menyerahkan mandat kepada pimpinan DPR. Setelah dikecam banyak pihak, mereka akhirnya bersedia membahas RAPBN sejak Kamis.

Saat ini, ada 85 anggota Banggar yang tengah membahas RAPBN di kawasan Puncak, Jawa Barat. Rencananya, pimpinan DPR dan pimpinan KPK akan melakukan rapat konsultasi Senin pekan depan untuk membahas masalah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com