Jakarta, Kompas
Teguh Patriawan, Wakil Ketua Komite Tetap Perkebunan Kamar Dagang dan Industri Indonesia, mengemukakan, salah satu topik dalam diskusi ”Feed Indonesia Feed The World” di Jakarta, Senin (26/9).
Teguh mengatakan, permintaan dunia terhadap produk pangan semakin menjadi rebutan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah Pusat Data Perdagangan Kementerian Perdagangan, nilai impor pangan sekitar 4 miliar dollar AS tersebut hanya meliputi komoditas gandum, jagung, beras, tepung terigu, kacang kedelai, serta gula atau pemanis kimia dalam bentuk padat.
Menurut Teguh, besarnya permintaan terhadap kebutuhan pangan didorong oleh semakin tingginya pertumbuhan penduduk. Dengan demikian, sesungguhnya dibutuhkan pula lahan untuk menjaga produktivitasnya. Minimnya lahan pertanian di Indonesia terjadi karena sejumlah alasan.
Mulai dari pemekaran wilayah, misalnya. BPS mencatat, tahun 2000, jumlah provinsi hanya terdiri 32 buah dengan 73 kota dan 268 kabupaten, sementara tahun 2010 jumlahnya sudah meningkat menjadi 33 provinsi dengan 98 kota dan 404 kabupaten.
Kemudian, terjadi pula pertambahan penduduk yang sulit dikendalikan. Bank Dunia mencatat, tahun 1960, jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 93,05 juta jiwa, sedangkan tahun 2009 mencapai 229,96 juta jiwa.