Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartoshka Ajak Lidah Berdansa Riang

Kompas.com - 23/09/2011, 10:32 WIB

KOMPAS.com - Ketika perut mulai berontak, tidak salah mencoba makanan setempat. Di Rusia, kartoshka bisa menjadi pilihan utama. Murah, sehat, dan bergizi.

Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelancong kita adalah keengganan untuk melirik makanan lokal. Dianggap sebagai sesuatu yang tidak enak di lidah sehingga tidak bisa ditelan.

Padahal makanan apapun sebenarnya sangat tergantung bagaimana cara pandang pikiran kita. Ketika otak mengatakan enak, maka lidah akan mengikuti. Namun bila otak mengatakan yang sebaliknya, bisa jadi akan terasa pahit di lidah.

Sayangnya, enak dan tidaknya masakan kadang juga dipengaruhi oleh media massa atau advertensi. Kalau iklannya gencar, maka seolah ada jaminan bahwa makanan itu enak. Sedangkan yang tidak ada dalam iklan, itu berarti tidak tersohor dan muncul di kepala kita bahwa makanan tersebut tidak mak nyus.

Hal lain yang sering menjadi kendala dalam melancong adalah kesalahan berpikir sejak awal, yaitu sebuah kecenderungan kangen dengan masakan Indonesia. Karenanya, tidak jarang wisatawan kita membawa makanan yang bisa bertahan lama seperti rendang, mie instan, sambal merek tertentu dan lainnya.

“Enggak nendang nih kalau tidak makan nasi pakai rendang,” begitu sering terdengar keluhan.

Uniknya lagi, begitu pulang ke tanah air, banyak di antara kita yang merindukan masakan dari daerah yang pernah dikunjungi. Ada yang kangen croissant dari Perancis atau bahkan ikan salmon dari Eropa Utara. Semua itu menjadikan kantong kita mengempis.

Ada baiknya bila sebelum melancong, cara pikir ini diluruskan terlebih dahulu. Dibenamkan dalam kepala dalam-dalam bahwa di setiap tempat pasti ada makanan yang sangat enak di lidah.

Bahkan, makanan yang baru dikenal juga merupakan bagian dari sebuah wisata ke negeri lain. Selain itu, makanan lokal bisa dipastikan akan jauh lebih murah dibandingkan makanan impor dari negeri sendiri. Yang perlu diperhatikan hanyalah: kebersihan, gizi, dan unsur kesehatannya.

Nah, di negeri yang jauh dari Indonesia seperti Rusia, jangan dikira bahwa makanannya tidak ada yang mak nyus. Di negeri beruang putih yang sudah terbuka ini, aneka makanan sudah tersedia di pasaran. Tidak usah khawatir akan kelaparan dan secara umum makanan disini tidaklah terlalu mahal.

Bila mau berbau kebarat-baratan ada Pizza Hut, ayam goreng Kentucky, McDonald’s, Hard Rock Café hingga Dunkin Donat. Di hampir setiap pojokan dan mal yang besar tidak sulit menemukannya. Harganya tidak jauh dari Indonesia, atau sekali makan pada kisaran 7 hingga 9 dollar AS. Tergantung menu yang dipilihnya.

Jika pelancong mau makanan ala Turki, maka boleh dibilang juga ada di banyak tempat. Bisa makan shawarma (kebab ala Rusia) ataupun shashlik (sate dengan daging besar-besar). Sup dan rotinya juga nyam-nyam sih.

Makanan Turki boleh dibilang cukup digemari karena rasanya yang gurih dan penyajiannya yang baik. Namun, makan di restoran Turki setidaknya akan menggerus kantong, pada kisaran 20 dollar AS sekali makan.

Di kota Moskwa ada juga restoran yang menawarkan masakan Indonesia, namanya Restoran Daikon. Lokasinya tidak jauh dari KBRI Moskwa.

Di sini bisa dinikmati beberapa masakan Asia termasuk Indonesia yang sudah disesuaikan dengan selera setempat, seperti nasi goreng, mi goreng dan sayur asam. Makan siang dengan menu murah lengkap rata-rata akan menghabiskan 500 rubel atau 15 dollar AS.

Selain itu, ada juga tempat makan di KBRI Moskwa yang dinamakan kantin Yasmin. Di sini pelancong bisa makan siang benar-benar khas Indonesia. Kadang ada sop, bakso, mi goreng, onde-onde, balado telur, dan lainnya. Harganya pun lumayan murah.

Uniknya, gara-gara pemasaknya yang begitu ramah kepada pengunjung, banyak yang menyebut kantin ini dengan istilah "Cafe Luna" atau kependekan nama sang pemasak, Luluk Nadiroh.

Goyang Lidah Kartoshka

Konon, makanan khas Rusia telah menyusut tajam jumlahnya sejak dimulainya era komunis Uni Soviet. Karena menginginkan efisiensi, menekan anggaran dan demi kemudahan, ditengarai pemerintah saat itu menyederhanakan makanan lokal.

Makanan lokal disederhanakan hanya ke dalam beberapa macam saja. Tidak heran kalau Anda saat ini bertanya apa saja makanan khas Rusia, tidak banyak orang yang bisa menjawab dengan tepat.

Meskipun begitu, pelancong tetap saja bisa menikmati sisa-sisa makanan khas Rusia dengan harga yang sangat terjangkau. Seringkali sangat lebih murah dibandingkan mengonsumsi makanan yang berasal dari luar. Hal ini tentu sangat penting bagi pelancong taraf backpacker.

Di antara yang sangat murah di Rusia adalah roti khas setempat yang disebut khleb. Ke manapun pergi, bisa dibeli di aneka kios kecil ataupun di supermarket. Harganya sangatlah murah, mulai dari 15 rubel atau setengah dollar AS.

Ada yang warnanya putih, coklat, dan ada pula yang kehitaman. Roti ini seperti nasi kalau di Indonesia dan bisa diiringi dengan sup atau lainnya. Setidaknya, khleb bisa dimakan begitu saja dengan diolesi mentega atau selei.

Di Rusia terdapat sup yang tekenal yaitu borsh dengan bahan baku utama bit merah dan disajikan dengan smetana (sour crème). Rasanya segar agak kecut dengan warna merah menyala. Ke manapun Anda pergi bisa mendapatkannya dengan mudah.

Ada juga sup ukha, yang kabarnya berasal dari negeri tetangga, Georgia. Sup ikan ini sangat terkenal karena rasanya yang enak, segar dan dapat menggoyang lidah. Akan sangat oke, bila diawali dengan menyantap crepes yang ditaburi dengan kaviar.   Di atas semua itu, bila ingin merasakan makanan Rusia yang cukup enak, sehat, dan murah, maka harus mencoba kartoshka. Makanan ini bisa dibeli di warung-warung di pinggiran jalan ataupun di food court di mal seantero Rusia. Terdapat dua nama warung atau restoran cepat saji yang terkenal, yakni Kartoshka Kroshka dan Teremok.

Kartoshka pada dasarnya berarti kentang. Cara pembuatannya di masa sekarang adalah dengan meng-oven kentang berukuran besar yang dilapisi alumunium foil dengan temperatur yang tinggi sampai benar-benar masak.

Lalu dibelah menjadi dua dan kentangnya dihancurkan sampai halus di tempat tanpa harus merusak kulit kentang. Kemudian, kentang tersebut dicampur dengan keju dan mentega dan disajikan dengan aneka toping, terserah selera sang pembeli.

Di Kartoshka Kroshka misalnya, ditawarkan aneka macam toping pilihan seperti aneka salad, salmon, ayam, jamur dan udang. Di samping itu juga ditawarkan sup ayam dengan mi, panini, dan aneka minuman. Sedangkan di Teremok, terdapat makanan utama blinyi atau crepes yang diisi dengan aneka pilihan rasa asin dan manis.

Rasa kartoshka sendiri cenderung gurih karena bercampur dengan keju dan mentega. Namun lagi-lagi rasa itu kemudian dipadu dengan ikan salmon atau daging yang juga bernuansa asin atau gurih. Jadi, rasa asin akan mendominasi lidah kita.

Yang unik, kartoshka disajikan sangat panas, sedangkan semua toping-nya dalam keadaan dingin. Ketika kita menyendok kartoshka maka akan muncul lelehan-lelehan keju yang eksotik. Lidah pun jadi berdansa riang mengejarnya.

Untuk menikmati kartoshka, tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Satu kartoshka dengan toping dua macam misalnya, maka pelancong hanya membayar pada kisaran 185 rubel atau 6 dollar AS.

Relatif murah untuk makan di metropolitan Moskwa. Untuk ukuran Indonesia, makan kartoshka memang tidak senendang makan nasi, tetapi sudah cukup untuk bekal setengah hari perjalanan karena bergizi tinggi.

Di samping goyang lidah kartoshka, sebaiknya pelancong ke Rusia mencoba minuman khas setempat yang dikenal dengan nama komport. Minuman ini berisi aneka macam buah seperti stroberi dan cherry yang semuanya berwarna merah dan biasanya disajikan dalam kondisi dingin, seperti halnya stup buah di Indonesia.

Nah, dengan menikmati kartoshka yang begitu bergizi dan minum komport yang penuh vitamin, dijamin Anda akan mengalami dua hal: wisata dansa lidah dengan cara murah meriah serta berwisata di Rusia dengan tubuh yang sehat. Silakan mencoba. (M. Aji Surya adalah diplomat Indonesia pada KBRI Moskwa, ajimoscovic@gmail.com)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com