Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nazaruddin Laporkan Menufandu ke Mabes Polri

Kompas.com - 22/09/2011, 21:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, melaporkan mantan Duta Besar Indonesia untuk Kolombia, Michael Menufandu, ke Mabes Polri, hari ini Kamis (22/9/2011). Nomor laporan tersebut LP 599/IX/2011/Bareskrim.

Pelaporan ini dilakukan karena tas hitam miliknya yang berisi barang bukti berupa tiga flashdisc dan satu CD belum diketahui keberadaannya. Menufandu diduga menggelapkan tas tersebut.

"Kami tim kuasa hukum Nazaruddin, hari ini telah secara resmi melaporkan bapak Michael Menufandu, selaku mantan Dubes RI untuk Kolombia, terhadap dua sangkaan pidana, yaitu Pasal 421 KUHP mengenai kejahatan jabatan, Juncto Pasal 372 KUHP mengenai penggelapan," ujar kuasa hukum Nazaruddin, Dea Tunggaesti, di Bareskrim Polri.

Pengacara cantik itu menjelaskan, saat kliennya ditangkap di Kolombia, sempat menitipkan sebuah tas hitam berisi empat buah flashdisc dan satu keping CD. Namun, ketika dilakukan gelar perkara di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), tiga buah flashdisc dan satu CD tersebut telah raib.

Tutur Dea, proses penitipan tas hitam tersebut disaksikan seorang staf kedubes, Agus Prabowo. Oleh karena itu, nama Agus dijadikan saksi dalam pelaporan tersebut.

"Ke depan, kami minta Mabes Polri dapat menggali lebih lanjut memanggil saksi-saksi, agar kasus ini bisa berjalan dan terungkap kebenaran terhadap hilangnya isi tas hitam milik pak Nazaruddin," tukasnya.

Sebelumnya, Menufandu dalam memenuhi panggilan di KPK, Jumat (16/9/2011), mengaku tidak mengetahui perihal keberadaan flashdisk merek SanDisk dan cakram penyimpan data milik Nazaruddin. Sedangkan pengakuan mantan Politisi Demokrat itu, tas hitam tersebut dititipkan kepada Menufandu saat dia tertangkap di Cartagena, Kolombia.

Tas tersebut lalu disimpan di KBRI di Bogota dan disegel sebelum diserahkan kepada tim penjemput Nazaruddin. Saat dibuka di Bogota dan Jakarta, tak ditemukan flashdisk merek SanDisk dan cakram penyimpan data yang sempat ditunjukkan Nazaruddin dalam wawancaranya dengan jurnalis independen Iwan Piliang, yang ditayangkan di Metro TV.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com