Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Reshuffle", SBY Jangan Dengar Ocehan Partai

Kompas.com - 22/09/2011, 13:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Pramono Anung meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mendengarkan ocehan dan tuntutan anggota partai politik anggota koalisi dalam melakukan reshuffle atau perombakan susunan Kabinet Indonesia Bersatu II.

Kepala Negara juga diminta tak terganggu dengan isu-isu politik yang memanas saat ini, termasuk rencana Parlemen mengajukan hak menyatakan pendapat terkait skandal Bank Century.

"Yang penting adalah bagaimana Presiden bisa mengakhiri pemerintahan ini dengan lebih baik, memberikan manfaat bagi siapa pun yang akan meneruskan pemerintahan ini," kata dia kepada para wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (22/9/2011).

Pramono, yang juga politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), mengatakan, dirinya khawatir roda pemerintahan tak berjalan baik jika Presiden terlalu mengakomodasi kepentingan elite partai politik dalam melakukan perombakan kabinet. Mantan Sekretaris Jenderal PDI-P ini mengatakan, sudah saatnya Presiden tak memikirkan pencitraan dalam melakukan reshuffle.

"Toh, Pak SBY sudah tidak maju lagi pada Pemilu 2014. Saya yakin kalau momentum ini bisa digunakan, orang akan lebih mengenang Pak SBY sebagai salah satu Presiden dalam era demokrasi yang memiliki jasa besar pada Republik ini," kata Pramono.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa, yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan, sesuai dengan kontrak politik, Presiden harus melakukan komunikasi dengan ketua umum parpol ketika hendak melakukan reshuffle. Hal ini juga diamini Daniel Sparinga, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

"Pada waktu yang tepat (Presiden) juga akan melibatkan parpol. Parpol juga mengerti, sukses pemerintah adalah sukses parpol," kata Daniel. Presiden dikatakan akan melakukan reshuffle pada Oktober 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Nasional
    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Nasional
    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Nasional
    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Nasional
    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Nasional
    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Nasional
    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Nasional
    Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

    Demokrat Anggap SBY dan Jokowi Dukung “Presidential Club”, tetapi Megawati Butuh Pendekatan

    Nasional
    Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

    Demokrat Bilang SBY Sambut Baik Ide “Presidential Club” Prabowo

    Nasional
    Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

    Jokowi Kembali Ingatkan agar Anggaran Tidak Habis Dipakai Rapat dan Studi Banding

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com