JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Duta Besar RI untuk Kolombia Michael Menufandu memenuhi panggilan Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (19/9/2011). Michael dimintai keterangan terkait dugaan pelanggaran kode etik oleh pimpinan KPK seperti tudingan Muhammad Nazaruddin, tersangka kasus wisma atlet.
"Saya diundang Komite Etik untuk memberi penjelasan. Jadi, ini sifatnya bukan penyidikan, tapi rapat untuk mengklarifikasi sesuatu dengan Komite Etik," kata Michael yang tiba di Gedung KPK, Jakarta, dengan setelan jas hitam itu.
Dalam kesempatan tersebut, Michael juga membantah dugaan bahwa dia menghilangkan flashdisk merek SanDisk dan cakram penyimpan data yang disimpan dalam tas hitam milik Nazaruddin.
"Tidak ada, tidak benar. Yang benar, saya Dubes RI untuk Kolombia, saya harus menjaga kehormatan bangsa Indonesia, apa yang saya lakukan untuk kepentingan negara," katanya.
Tas hitam milik Nazaruddin dititipkan kepada Michael saat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu tertangkap di Cartagena, Kolombia. Tas tersebut lalu disimpan di KBRI di Bogota dan disegel sebelum diserahkan kepada tim penjemput Nazaruddin.
Saat dibuka di Bogota dan Jakarta, tak ditemukan flashdisk merek SanDisk dan cakram penyimpan data yang sempat ditunjukkan Nazaruddin dalam wawancaranya dengan jurnalis independen Iwan Piliang yang ditayangkan di Metro TV. Dalam wawancara tersebut, Nazaruddin mengatakan, bukti-bukti tudingannya mengenai aliran dana ke sejumlah politisi serta data keuangan Partai Demokrat tersimpan dalam kedua benda itu.
Menurut Menufandu, tas tersebut pertama kali diambil stafnya bernama Agus Prabowo saat Nazaruddin diborgol polisi internasional. "Staf saya yang ambil barang itu karena ditinggalkan karena dia (Nazaruddin) diborgol. Saya keluar rapat dengan kepolisian dan Interpol untuk memutuskan dia buronan dan diborgol, diamankan," ungkapnya.
Sebelumnya, Michael juga memenuhi panggilan penyidik KPK yang memeriksanya sebagai saksi untuk Nazaruddin yang menjadi tersangka kasus dugaan suap wisma atlet. Seusai diperiksa penyidik, Michael menyampaikan hal yang sama. Dia mengatakan, sejak awal flashdisk merek SanDisk maupun cakram penyimpan data tersebut tidak ada di dalam tas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.