Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi I Bingung Penggunaan Anggaran Rp 443 Miliar

Kompas.com - 19/09/2011, 14:17 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com —  Komisi I DPR yang menjadi mitra pemerintah di sektor pertahanan negara kebingungan dengan penggunaan anggaran pengadaan alat utama sistem persenjataan atau alutsista yang dialokasikan pada Kementerian Pertahanan sebesar Rp 443 miliar.

Mereka merasa tidak mendapatkan laporan rinci atas penggunaan dana yang bersumber dari pinjaman tahun 2010 itu. "Masalah ini perlu ditanyakan Komisi I DPR ke Kementerian Pertahanan. Kami juga ingin mengetahui apakah itu sudah disetujui Komisi I DPR," ujar anggota Komisi I dari Fraksi Partai Golkar, Enggartiasto Lukita, di Jakarta, Senin (19/9/2011), saat berbicara dalam Rapat Kerja antara Komisi I DPR dan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati.

Menurut Anny, anggaran Rp 443 miliar itu tergolong dana yang tidak habis terpakai pada tahun 2010 sehingga diluncurkan pemakaiannya pada 2011. Dana ini berasal dari pinjaman yang diperoleh pada tahun 2010 sebesar Rp 800 miliar.

"Namun, anggaran Rp 443 miliar itu tidak ada dalam pembahasan APBN-P 2011 dengan Badan Anggaran. Oleh karena itu, saya minta dipastikan lagi oleh Komisi I DPR, apakah dana Rp 443 miliar itu sama dengan catatan Kementerian Pertahanan dengan Komisi I DPR," ujarnya.

Sebelumnya, pada tahun 2010, TNI mendapatkan pinjaman dari bank-bank nasional senilai Rp 800 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak Rp 600 miliar di antaranya diperoleh dari Bank Negara Indonesia (BNI 46). Sisanya didapat dari bank-bank nasional lainnya.

Pinjaman tersebut untuk melengkapi kebutuhan senjata serbu standar pasukan TNI, yakni jenis SS1 dan SS2 varian terakhir. Keduanya produksi PT Pindad. TNI AL juga membeli kapal patroli berukuran 40-60 meter yang diproduksi perusahaan swasta di Banyuwangi, Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com