Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yulianis Selalu Berpindah

Kompas.com - 14/09/2011, 10:10 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Kasus dugaan korupsi dalam pembangunan wisma atlet untuk SEA Games di Palembang telah membuat Yulianis, mantan pegawai Muhammad Nazaruddin, hidup berpindah-pindah sejak 21 April 2011. Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, induk perusahaan Nazaruddin, ini masih dapat menghubung keluarga besarnya, namun keluarga besarnya tidak dapat menghubunginya.

"Jangan bertanya sekarang saya tinggal di mana dan dalam perlindungan siapa," pinta Yulianis saat bertemu Kompas dan Tribun di sebuah rumah makan di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (13/9/2011) sore kemarin. Untuk menjaga berbagai kemungkinan, dia mohon agar berita tentang pertemuannya itu baru diturunkan pada Rabu ini.

Yulianis dinilai mengetahui banyak hal tentang Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat. Pasalnya, Yulianis yang mencatat dan ikut mengantarkan uang yang dikendalikan Nazaruddin, dalam Kongres Partai Demokrat di Bandung, Mei 2010.

Uang itu masing-masing dari perusahaan Grup Permai sebesar Rp 30 miliar dan 2 juta dollar Amerika Serikat (AS), serta 3 juta dollar AS yang berasal dari sumbangan.

Sejak awal 2009, Yulianis juga dipercaya membawa buku catatan keuangan Nazaruddin. Saat menerima buku itu dari Neneng Sri Wahyuni, istri Nazaruddin, sudah ada tulisan CDR yang belakangan diduga sebagai inisial Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah.

Berbagai catatan penting itu membuat Yulianis merasa dicari oleh banyak pihak, seperti Nazaruddin dan juga KPK. Untuk itu, sejak 21 April 2011, dia hidup berpindah-pindah, dari hotel, apartemen, dan kontrakan.

Untuk menjaga keselamatannya, saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Agustus lalu, Yulianis juga mengenakan cadar untuk menutupi wajahnya.

Tidak Betah

Yulianis mengaku mulai bekerja di Grup Permai sejak September 2008 sebagai staf keuangan. Pada September 2009, dia mengundurkan diri karena merasa tidak nyaman. Namun, Januari 2010 dia kembali bekerja di perusahaan itu setelah Nazaruddin menemuinya dan memintanya kembali bekerja dengan cara berkata, "Saya kenal keluarga kamu. Saya tahu istri dan anak kamu. Sebaiknya kamu berpikir untuk bekerja lagi."

Pada awal 2011, Yulianis sempat diperingatkan oleh kakaknya untuk keluar dari Grup Permai. Permintaan itu dipicu oleh mulai munculnya sejumlah berita miring tentang Nazaruddin, seperti dugaan pelecehan terhadap perempuan hingga penganiayaan. Namun, Yulianis takut untuk keluar, di samping mengkhawatirkan stafnya yang berjumlah 20 orang.

Kini, Yulianis hanya berharap agar hidupnya dapat kembali normal. Sehingga peristiwa seperti Lebaran lalu, di mana untuk bertemu keluarga besarnya dia harus meminta mereka berkumpul di suatu tempat, tidak lagi terulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com