JAKARTA, KOMPAS.com- Yulianis, mantan pegawai bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, mengaku tidak tahu arti inisial CDR yang terdapat dalam buku catatan keuangan Nazaruddin. Selama memegang buku itu, Yulianis juga tidak pernah mencatat adanya pemberian uang untuk pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Saya menerima buku catatan keuangan itu pada awal 2009 dari Ibu Neneng (Neneng Sri Wahyuni, istri Nazaruddin). Ketika menerima buku itu, sudah ada catatan beberapa inisial di dalamnya, seperti CDR," kata Yulianis yang terakhir kali menjadi Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, grup perusahaan Nazaruddin, saat ditemui di sebuah rumah makan di Jakarta, Selasa (13/9/2011) kemarin.
Dalam pemeriksaan oleh Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi, Nazaruddin menyatakan bahwa CDR merupakan inisial untuk Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah. Nazaruddin menyatakan akan memberikan uang untuk Chandra, namun juga ada informasi bahwa uang itu telah diberikan.
Sebagai seorang pegawai, Yulianis mengaku tidak tahu dan tidak diberitahu makna sejumlah inisial seperti CDR yang ada di buku catatan tersebut. Namun, untuk memudahkan pencatatan dan mengingat, setelah memegang buku itu, Yulianis selalu mencatat dengan lengkap nama-nama yang terkait di buku tersebut.
"Selama memegang buku itu, saya tidak pernah mencatat adanya pengeluaran uang untuk pejabat KPK," ucap Yulianis.
Saat ini, buku catatan keuangan itu sudah berada di tangan KPK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.