Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komite Etik Periksa Iwan Piliang

Kompas.com - 09/09/2011, 11:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komite Etik Komisi Pemberantasan Korupsi menjadwalkan pemeriksaan terhadap jurnalis warga, Iwan Piliang, Jumat (9/9/2011), dalam membuktikan dugaan pelanggaran kode etik oleh pimpinan KPK.

Iwan adalah orang yang pernah berkomunikasi dengan Muhammad Nazaruddin melalui Skype saat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang menjadi tersangka wisma atlet itu buron.

"Rencananya (diperiksa) pagi ini, tetapi tidak tahu jadi datang atau tidak," kata Ketua Komite Etik Abdullah Hehamahua melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Jumat.

Kemarin, Komite Etik memeriksa Nazaruddin. Kepada Komite Etik, Nazaruddin mengungkapkan niatnya memberikan uang senilai 100.000 dollar AS kepada Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah. Namun, uang itu tidak jadi diberikan.

Nazaruddin juga mengaku lima kali bertemu dengan Chandra dengan rincian dua kali di rumahnya, dua kali di luar rumah, dan satu kali di Gedung KPK. Soal kedatangan Chandra ke rumah Nazaruddin juga diungkapkan mantan anggota DPR itu saat melakukan komunikasi Skype dengan Iwan.

Nazaruddin mengklaim memiliki bukti berupa rekaman CCTV kedatangan Chandra ke rumahnya. Namun, Nazar tidak mampu menunjukkan rekaman itu kepada Komite Etik. Menurut Nazaruddin, rekaman CCTV itu berada di dalam tas hitam yang dibawanya saat tertangkap di Cartagena, Kolombia. Tas hitam tersebutlah yang kemudian dititipkan ke Duta Besar RI untuk Kolombia Michael Menufandu.

"Dia (Nazaruddin) bilang ada di dalam tas, di Kolombia, sedangkan tas yang diserahkan Dubes ke penyidik KPK dan dibuka orang kedutaan tidak ada (rekaman) CCTV. Dengan demikian, timbul pertanyaan apa betulkah itu CCTV?" tanya Abdullah.

Nazaruddin lantas menduga bahwa rekaman itu ada di Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Rapat Paripurna DPR: Pemerintahan Baru Harus Miliki Keleluasaan Susun APBN

    Rapat Paripurna DPR: Pemerintahan Baru Harus Miliki Keleluasaan Susun APBN

    Nasional
    Dasco Sebut Rapat Pleno Revisi UU MK yang Dilakukan Diam-diam Sudah Dapat Izin Pimpinan DPR

    Dasco Sebut Rapat Pleno Revisi UU MK yang Dilakukan Diam-diam Sudah Dapat Izin Pimpinan DPR

    Nasional
    Amankan Pria di Konawe yang Dekati Jokowi, Paspampres: Untuk Hindari Hal Tak Diinginkan

    Amankan Pria di Konawe yang Dekati Jokowi, Paspampres: Untuk Hindari Hal Tak Diinginkan

    Nasional
    12.072 Jemaah Haji dari 30 Kloter Tiba di Madinah

    12.072 Jemaah Haji dari 30 Kloter Tiba di Madinah

    Nasional
    Achanul Qosasih Dicecar Kode “Garuda” Terkait Transaksi Rp 40 Miliar di Kasus Pengkondisian BTS 4G

    Achanul Qosasih Dicecar Kode “Garuda” Terkait Transaksi Rp 40 Miliar di Kasus Pengkondisian BTS 4G

    Nasional
    Jemaah Haji Asal Garut Wafat di Masjid Nabawi, Kemenag: Dibadalhajikan

    Jemaah Haji Asal Garut Wafat di Masjid Nabawi, Kemenag: Dibadalhajikan

    Nasional
    Revisi UU Bakal Beri Kebebasan Prabowo Tentukan Jumlah Kementerian, PPP: Bisa Saja Jumlahnya Justru Berkurang

    Revisi UU Bakal Beri Kebebasan Prabowo Tentukan Jumlah Kementerian, PPP: Bisa Saja Jumlahnya Justru Berkurang

    Nasional
    Rapat Paripurna DPR: Anggota Dewan Diminta Beri Atensi Khusus pada Pilkada 2024

    Rapat Paripurna DPR: Anggota Dewan Diminta Beri Atensi Khusus pada Pilkada 2024

    Nasional
    Khofifah Harap Golkar, PAN dan Gerindra Setujui Emil Dardak Jadi Cawagubnya

    Khofifah Harap Golkar, PAN dan Gerindra Setujui Emil Dardak Jadi Cawagubnya

    Nasional
    Diperiksa Dewas KPK 6 Jam, Nurul Ghufron Akui Telepon Pihak Kementan Terkait Mutasi Pegawai

    Diperiksa Dewas KPK 6 Jam, Nurul Ghufron Akui Telepon Pihak Kementan Terkait Mutasi Pegawai

    Nasional
    Seorang Pria Diamankan Paspampres Saat Tiba-tiba Hampiri Jokowi di Konawe

    Seorang Pria Diamankan Paspampres Saat Tiba-tiba Hampiri Jokowi di Konawe

    Nasional
    Pro dan Kontra Komposisi Pansel Capim KPK yang Didominasi Unsur Pemerintah

    Pro dan Kontra Komposisi Pansel Capim KPK yang Didominasi Unsur Pemerintah

    Nasional
    Jokowi Restui Langkah Menkes Sederhanakan Kelas BPJS Kesehatan

    Jokowi Restui Langkah Menkes Sederhanakan Kelas BPJS Kesehatan

    Nasional
    Revisi UU Kementerian Negara Dibahas di DPR, Jumlah Kementerian Diusulkan 'Sesuai Kebutuhan Presiden'

    Revisi UU Kementerian Negara Dibahas di DPR, Jumlah Kementerian Diusulkan "Sesuai Kebutuhan Presiden"

    Nasional
    Soal Revisi UU MK, Pakar Sinyalir Punya Tujuan Politik

    Soal Revisi UU MK, Pakar Sinyalir Punya Tujuan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com