Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diteriaki Maling, Anggota Marinir Digebuki Warga

Kompas.com - 08/09/2011, 02:32 WIB

Nasib buruk menimpa anggota Marinir, Sersan Dua Suroyo. Anggota Marinir ini menderita luka-luka di kepala dan tubuhnya akibat dikeroyok warga Perumahan Beji Permai, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Depok, Rabu (7/9) sekitar pukul 00.00.

Peristiwa itu terjadi setelah korban bertengkar dengan Nora Haposan Situmorang, warga setempat yang juga seorang pengacara. Haposan meneriaki Suroyo dengan sebutan ”maling” ketika terjadi keributan di sekitar rumahnya.

Warga yang berada di sekitar lokasi keluar rumah dan menyergap Suroyo layaknya seorang maling. Beruntung sebagian warga menghentikan aksi keroyok warga tersebut. Warga lalu membawa korban ke Markas Kepolisian Sektor Beji.

”Sebelum Haposan meneriaki Suroyo maling atau rampok, keduanya bertengkar di depan rumah pengacara itu. Korban sampai di depan rumah Haposan karena memang sengaja mengejar mobilnya,” kata Kepala Polres Metro Depok Komisaris Besar Mulyadi Kaharni, Rabu.

Menurut Mulyadi, korban mengejar mobil Haposan karena tidak senang dengan perilakunya saat bertemu di jalan raya dengan membunyikan klakson sekeras-kerasnya. Korban yang tidak berpakaian dinas mengejarnya sampai di depan rumah pengacara itu.

”Begitu keluar mobil, keduanya pun bertengkar,” kata Mulyadi. Pertengkaran ini membuat warga yang sebagian besar tidur terbangun ke luar rumah.

Bukan maling

Kronologinya, pertengkaran itu sudah selesai dan Suroyo sudah mengarah keluar dari perumahan Haposan. Namun, Suroyo mengaku kembali lagi ke perumahan itu ketika diteriaki maling oleh Haposan.

Tujuan Suroyo kembali karena mengklarifikasi bahwa dirinya bukan maling. Sayangnya, ketika itu sudah berkumpul sekitar 50 warga di lokasi. Tanpa banyak dialog, warga langsung menyergap dan menggebuki korban.

Pada saat itu, Suroyo tidak memberikan perlawanan kepada warga yang memukulinya. Muhadi (67), petugas keamanan Perumahan Beji Permai, mengatakan, massa yang berkumpul di depan rumah Haposan tidak dapat dikendalikan. ”Saya tahunya sudah ribut, banyak orang berkumpul di depan rumah Pak Haposan,” kata Muhadi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com