Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rosa Ditanya soal Andi dan Anas

Kompas.com - 26/08/2011, 17:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games, Mindo Rosalina Manulang, diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai saksi untuk mantan atasannya, Muhammad Nazaruddin, Jumat (26/8/2011). Nazaruddin merupakan tersangka dalam kasus itu.

Dalam pemeriksaan selama hampir enam jam itu, Rosa ditanya soal Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, soal anggota Komisi X DPR, dan Badan Anggaran DPR. Namun, Rosa tidak menjelaskan lebih lanjut materi pertanyaan penyidik KPK terhadapnya itu.

"Saya tadi diperiksa sebagai saksi buat Pak Nazaruddin. Pertanyaan tentang Andi Mallarangeng, Anas Urbaningrum, sama Komisi X," katanya.

Saat ditanya apakah pihak-pihak itu terlibat, Rosa mengaku tidak tahu. "Oh, enggak tahu saya," ujarnya.

Kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games di Palembang diduga melibatkan Nazaruddin, Rosa, Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, serta Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah Mohamad El Idris.

Rosa yang bekerja sebagai Direktur Pemasaran PT Anak Negeri, perusahaan milik Nazaruddin, diduga bersama-sama Idris dan Direktur PT DGI Dudung Purwadi memberikan uang imbalan kepada Wafid dan bosnya. Uang imbalan itu diduga merupakan suap untuk memenangkan PT DGI sebagai pelaksana proyek wisma atlet. Pihak Rosa mengklaim bahwa dia hanya diperintah Nazaruddin untuk mengawal PT DGI memenangi tender.

Dari persidangan Rosa dan Idris, terungkap bahwa Rosa berperan menjembatani Grup Permai, induk perusahaan Nazaruddin, dengan pihak ketiga seperti PT DGI, DPR, dan pihak Kemenpora.

Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai Yulianis saat bersaksi mengungkapkan, ada uang dari Grup Permai yang mengalir ke anggota Komisi X DPR Angelina Sondakh dan Wayan Koster melalui Rosa. Selain itu, Rosa sendiri menyebutkan adanya kesepakatan antara Menpora dengan Nazaruddin terkait proyek wisma atlet. KPK kini tengah mengembangkan kasus dugaan suap wisma atlet itu ke proses pengadaan proyeknya di DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com