Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud: Abaikan "Flashdisk" Nazaruddin!

Kompas.com - 20/08/2011, 02:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD meminta agar kasus M Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games 2011, ditanggapi secara berimbang. Ia menilai beberapa pihak agar perhatikan siapa Nazaruddin, dan bagaimana rekam jejak mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu di dunia politik Tanah Air.

Berbicara di Kantor GP Ansor, Jakarta, Jumat (19/8/2011) malam, Mahfud menilai telah terjadi pergeseran opini terhadap kasus yang menimpa Nazaruddin. Ia menilai, ketika Nazaruddin kabur, banyak orang meragukan kepulangannya karena ia dilindungi pihak tertentu. Pandangan itu berubah ketika Nazaruddin pulang karena pihak yang disalahkan justru aparat penegak hukum.

Mahfud mengatakan, aparat penegak hukum harus lebih jeli dalam melihat kasus Nazaruddin. Ia menilai Nazaruddin merupakan salah satu politisi yang terkenal pintar memainkan irama politik di Tanah Air. Hal itu, kata Mahfud, dapat dilihat dari barang bukti berupa flashdisk dan compact disk (CD) milik Nazaruddin, yang selama ini diributkan oleh beberapa pihak.

"CD dan flashdisk itu menurut saya tidak ada apa-apanya. Sejak ditunjukkan di televisi kan bisa saja, sembarang, baik CD maupun flashdisk-nya. Itu kan tidak ada yang bisa membuktikannya. Taruh saja kalau itu dimusnahkan oleh aparat. Kan seharusnya ada aslinya, ada harddisk-nya, bahkan bisa juga ada laptop-nya kan?" kata Mahfud.

Selain itu, lanjut Mahfud, perihal surat yang ditulis Nazaruddin kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meminta agar istri dan anak Nazaruddin dijamin keamanannya, hal itu juga dinilai merupakan salah satu upaya untuk membelokkan opini. Ia menilai, tidak ada gunanya Nazaruddin meminta agar istrinya, Neneng Sri Wahyuni, dilindungi oleh Presiden Yudhoyono karena Neneng juga merupakan tersangka kasus korupsi yang sudah ditetapkan KPK.

"Di mana pun seorang tersangka itu tidak bisa diberi kompensasi. Hukum pidana tidak bisa seperti itu. Jadi, mari fair-lah dalam kasus Nazaruddin ini agar tidak berbelok. Dia itu melibatkan korupsi yang begitu besar di negeri ini," ujarnya.

Yang terpenting saat ini, menurut Mahfud, adalah bagaimana aparat hukum di negeri ini dapat menyelesaikan kasus tersebut dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    PPP Buka Peluang Usung Sandiaga jadi Cagub DKI

    Nasional
    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

    Nasional
    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

    Nasional
    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

    Nasional
    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

    Nasional
    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

    Nasional
    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

    Nasional
    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

    Nasional
    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

    Nasional
    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

    Nasional
    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com