Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patek Serahkan Senjata ke Dulmatin

Kompas.com - 18/08/2011, 19:43 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  — Tersangka teroris, Umar Patek, menyerahkan dua dari empat senjata api yang dia selundupkan dari Filipina masuk ke Indonesia kepada  Dumaltin pada Juni 2009. Dua senjata api lainnya Patek pegang selama berada di Indonesia.

"Senjata api yang dia (Patek) pakai itu sekarang sudah disita oleh kita," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Kamis (18/8/2011 ). Terkait perkara itu, Patek dijerat dengan UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951.

Patek masuk kembali ke Indonesia setelah melarikan diri pascaledakan bom Bali I tahun 2002 . Dia lalu bersama  Dulmatin pada Juni 2009 sampai Maret 2010. Patek juga mengetahui pelatihan militer di Aceh. Pelatihan itu salah satunya digerakkan oleh Dulmatin.

Lantaran menyembunyikan informasi tentang buronan teroris serta kegiatan teroris, Patek dijerat dengan Pasal 9 dan Pasal 13 UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Anton menjelaskan, Patek juga dijerat terkait keterlibatan dalam membuat bom malam Natal tahun 2000 dan bom Bali I. Lantaran peristiwa itu terjadi sebelum UU Terorisme disahkan, Patek hanya bisa dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Sangkaan lain yakni memalsukan identitas dalam paspor yang dikeluarkan Kantor Imigrasi Jakarta Timur. Dalam paspor, Patek memakai nama Anis Alwai Jafar. Terkait perkara itu, dia dijerat Pasal 266 KUHP dan Pasal 55 UU Keimigrasian.

Patek telah ditahan selama 40 hari kedepan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, bersama istrinya, Rukiyah (warga Filipina). Rukiyah juga ditetapkan sebagai tersangka terkait pemalsuan paspor. Dalam paspor, Rukiyah memakai nama Fatima Zahra Anis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

    Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

    Nasional
    PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

    PDI-P Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

    Nasional
    Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

    Respons Putusan MA, Demokrat: Bisa Ikut Pilkada Belum Tentu Menang

    Nasional
    Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

    Blok Rokan Jadi Penghasil Migas Terbesar Se-Indonesia, Jokowi Berikan Apresiasi

    Nasional
    Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

    Tiru India, Pemerintah Siapkan PP Mudahkan Diaspora Balik ke Indonesia

    Nasional
    Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

    Menpan-RB Dorong Kantor Perwakilan RI Terapkan Pelayanan Publik Terintegrasi

    Nasional
    Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

    Putusan MA soal Usia Calon Kepala Daerah Dinilai Beri Karpet Merah Dinasti Jokowi

    Nasional
    Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

    Kunjungi Kantor Pusat DEC di China, Puan Tekankan Pentingnya Peningkatan Kerja Sama Antarnegara 

    Nasional
    Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

    Isnaq Rozaq, Peternak Termuda DD Farm Jateng yang Tekun Gapai Mimpi Jadi Musisi

    Nasional
    Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

    Prabowo Bertemu PM Baru Singapura, Janji Lanjutkan Kerja Sama Bilateral

    Nasional
    PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

    PDI-P Pertimbangkan Usung Anies di Jakarta jika Diusulkan Akar Rumput

    Nasional
    Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

    Sempat Tidak Fit, Megawati Sapa Warga di Kantor PDI-P Ende

    Nasional
    Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

    Sentil Projo, PDI-P: Pemimpin Partai Lahir dari Kaderisasi, Bukan Berupaya Perpanjang Kekuasaan

    Nasional
    PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

    PDI-P Ingatkan GP Ansor: Spirit NU untuk Merah Putih, Bukan Keluarga

    Nasional
    Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

    Profil Thomas Djiwandono, Ponakan Prabowo yang Dikenalkan Sri Mulyani ke Publik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com