Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini 8 Capim KPK yang Lolos Seleksi

Kompas.com - 18/08/2011, 14:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya mengumumkan delapan nama calon yang lolos seleksi wawancara di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (18/8/2011).

Nama-nama ini diurutkan berdasarkan perolehan nilai tertinggi. Berikut ini adalah nama para calon pimpinan KPK yang lolos:

1. Bambang Widjojanto

2. Yunus Husein

3. Abdulah Hehamahuwa

4. Handoyo Sudrajat

5. Abraham Samad

6. Zulkarnaen

7. Adnan Pandu Praja

8. Aryanto Sutadi

"Ranking ini dibuat pansel. Ini penjaga moral proses politik di DPR," kata anggota Pansel Saldi Isra.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kata Saldi, memberikan apresiasi besar terkait sistem ranking ini.

Presiden berpandangan, empat nama teratas memang memiliki kredibilitas dan dikenal masyarakat. Pansel menjelaskan, kedelapan calon diseleksi berdasarkan empat persyaratan pokok, yaitu integritas, kepemimpinan, kompetensi, dan independensi.

Dua nama yang tidak lolos seleksi adalah akademisi Sayid Fadhil dan pejabat di Mahkamah Agung Egi Sutjiati.

Sebelumnya, Selasa (16/8/2011), Koalisi Masyarakat Sipil, yang terdiri dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (Mappi), Transparancy International Indonesia (TII), memberi catatan kritis terhadap  Aryanto Sutadi dan Sayid Fadhil. Keduanya dinilai memiliki rekam jejak yang buruk sehingga dianggap tidak pantas lolos seleksi (baca: Dua Calon Pimpinan KPK Ini Bermasalah).

Menanggapi hal ini, Ketua Panitia Seleksi yang juga Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar meminta masyarakat untuk tidak begitu saja percaya pada informasi-informasi negatif yang beredar terhadap sejumlah calon pimpinan KPK.

Ia meyakinkan, Pansel telah melakukan klarifikasi terhadap seluruh informasi, baik informasi negatif maupun positif. Ia menegaskan, pansel sudah memperoleh klarifikasi lisan dan tertulis dari berbagai pihak mengenai tuduhan terhadap Aryanto.

Oleh karena itu, tegas Patrialis, kualitas Aryanto tak perlu diragukan."Sudah diklarifikasi semua. Tak hanya lisan dari yang bersangkutan. Tapi juga tertulis dari pihak kepolisian,"ungkapnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

    Nasional
    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

    Nasional
    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com