Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patrialis: Jangan Percaya pada Fitnah

Kompas.com - 18/08/2011, 13:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar meminta publik untuk tidak langsung percaya pada informasi-informasi negatif terhadap sejumlah calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sudah dikantongi Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK saat ini.

Patrialis mengaku sudah mendengar selentingan negatif mengenai sejumlah calon, seperti Irjen (Purn) Aryanto Sutadji.

"Jangan percaya pada fitnah. Kita melakukan seleksi dengan tanggung jawab. Banyak juga anggota Pansel yang lain. Kita bisa pertanggungjawabkan semuanya. Semua isu dan fitnah sudah kita klarifikasi," ungkapnya seusai menghadiri peringatan Hari Konstitusi di Gedung Nusantara IV MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (18/8/2011).

Hari ini Pansel akan menyerahkan delapan nama dari 10 nama calon pimpinan KPK kepada Presiden. Sepuluh nama calon pimpinan KPK tersebut adalah Penasihat KPK Abdullah Hehamahua, aktivis antikorupsi Sulawesi Selatan Abraham Samad, anggota Komisi Kepolisian Nasional Adnan Pandupraja, purnawirawan polisi Brigjen (Pol) Aryanto Sutadi, aktivis antikorupsi Bambang Widjojanto, Deputi Pengawasan Internal KPK Handoyo Sudrajat, akademisi Sayid Fadhil, Ketua Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan Yunus Husein, Koordinator Staf Ahli Kejaksaan Agung Zulkarnain, dan pejabat di Mahkamah Agung Egi Sutjiati.

Selasa (16/8/2011), Koalisi Masyarakat Sipil yang terdiri dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia (Mappi), dan Transparancy International Indonesia (TII) mengungkapkan, dari hasil penelusuran, tim Aryanto Sutadi dan Sayid Fadhil memiliki rekam jejak yang buruk (baca: Dua Calon Pimpinan KPK Ini Bermasalah).

Patrialis menyatakan, panitia seleksi telah memilih delapan nama calon yang akan diserahkan kepada Presiden siang ini. Pansel sudah memiliki klarifikasi terhadap semua catatan positif maupun negatif dari para calon.

Patrialis menegaskan, Pansel sudah memperoleh klarifikasi lisan dan tertulis dari berbagai pihak mengenai tuduhan terhadap Aryanto. Oleh karena itu, kualitas Aryanto tak perlu diragukan.

"Sudah diklarifikasi semua. Tak hanya lisan dari yang bersangkutan, tapi juga tertulis dari pihak kepolisian," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    [POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com