Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Anas-Pimpinan KPK, Perkenalan

Kompas.com - 16/08/2011, 22:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, membantah pernah dengan bertemu dengan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia mengemukakan itu usai diperiksa Komite Etik KPK Selasa (16/8/2011).

Namun sebaliknya, Ketua Bidang Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat, Denny Kailimang, mengatakan, ada pertemuan antara Anas dengan pimpinan KPK pada tahun 2007. Denny tak menyebut siapa pimpinan KPK yang bertemu dengan Anas.

Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin menuding, Anas sudah bertemu dengan Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dan mantan Deputi Penyidikan KPK Ade Rahardja.

Dalam pelariannya di luar negeri, Nazaruddin juga menuding ketiga telah membuat kesepakatan agar Chandra dan Ade terpilih menjadi pimpinan KPK jilid tiga, sementara berbagai kasus yang membelit Anas tak diusut KPK.

Atas tudingan inilah KPK kemudian membentuk Komite Etik, untuk mengusut dugaan pelanggaran etika pimpinan lembaga ini.

Apa saja isi pertemuan antara Anas dengan pimpinan KPK tahun 2007? "Cuma perkenalan-perkenalan saja," kata Denny yang ikut mendampingi Anas saat diperiksa Komite Etik KPK.

Denny tak mau mengungkap lebih banyak lagi apa yang dikorek Komite Etik KPK terhadap Anas. "Sudah diberikan semua keterangannya kepada Komite Etik. Sudah itu saja ya," katanya.

Denny menuturkan, semua anggota Komite Etik bertanya kepada Anas. Namun Denny menolak membeberkan detil pertanyaan mereka. "Kami tak bisa memberi keterangan itu. Tidak etis juga kalau saya memberikan keterangan-keterangan yang diberikan Komite Etik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com